Penulis
mana yang tidak tertarik pada info lomba penulisan? Bagi para pemula,
lomba penulisan bahkan bisa menjadi batu loncatan yang sangat besar
untuk perkembangan karir kepenulisan mereka (dengan catatan: karya
mereka tampil sebagai pemenang!).
Saya pun dulu merasakan hal seperti ini. Ketika saya masih sangat pemula, ketika karya saya masih ditolak di mana-mana, alhamdulillah
di tahun 1994 saya menjadi juara pertama Lomba Cipta Cerpen Remaja yang
diselenggarakan oleh majalah Anita Cemerlang (sekarang sudah tidak
terbit). Sejak saat itu, karir kepenulisan saya langsung melonjak
drastis!
(NB: Ketika menjadi pemenang itulah, saya sekaligus berhasil membuktikan bahwa seorang penulis pemula bisa “mengalahkan” penulis yang sudah sangat senior. Bayangkan! Saya ketika itu masih sangat pemula. Sementara juara kedua adalah Benny Ramdhani,
yang saat itu sudah sangat terkenal, karya-karyanya sudah banyak
tersebar di sejumlah media cetak. Bahkan pada tahun sebelumnya untuk
lomba yang sama, karyanya yang tampil sebagai pemenang pertama).
Kini, saya sudah hampir tak pernah mengikuti lomba penulisan.
Sebaliknya, saya justru sering terlibat sebagai juri. Pengalaman paling
berkesan adalah ketika saya dipercaya sebagai juri untuk lomba penulisan
tingkat nasional yang diselenggarakan oleh sebuah Bank BUMN yang sangat
terkenal, sekitar setahun lalu.
Nah, tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman sebagai juri di
beberapa lomba, plus sebagai orang yang pernah menjadi pemenang pertama
lomba penulisan (walau hanya sekali).
Hal pertama yang harus kita ketahui:
Cara penilaian naskah lomba benar-benar berbeda dengan yang mungkin Anda bayangkan. Biasanya, dalam situasi normal, kita menilai sebuah tulisan secara kualitatif saja, seperti:
“Bagus banget.”
“Lumayan baguslah!”
“Luar biasa bagus, keren banget tulisannya!”
Dan seterusnya.
Cara penilaian naskah lomba benar-benar berbeda dengan yang mungkin Anda bayangkan. Biasanya, dalam situasi normal, kita menilai sebuah tulisan secara kualitatif saja, seperti:
“Bagus banget.”
“Lumayan baguslah!”
“Luar biasa bagus, keren banget tulisannya!”
Dan seterusnya.
Naskah untuk lomba penulisan tidak dinilai dengan cara seperti itu.
Ya, tentu saja! Coba bayangkan bila ada 500 naskah peserta yang masuk.
Lalu ada 20 naskah yang masuk kategori Luar biasa bagus, keren banget tulisannya! Naskah mana yang akan dipilih menjadi pemenang pertama?
Tentu saja, para juri akan kebingungan untuk menjawab pertanyaan
seperti ini. Sebab penilaian secara kualitatif umumnya bersifat sangat
bias, bisa menimbulkan banyak persepsi, dan tidak jelas ukurannya. Tiap
orang bisa memberikan penafsiran yang berbeda-beda terhadap pernyataan,
“Luar biasa bagus, keren banget tulisannya!”
Karena itulah, para juri lomba harus memberikan penilaian dengan sistem yang berbeda, yakni SECARA KUANTITATIF.
“Maksudnya gimana?”
Mohon bersabar! Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya jelaskan dulu sebuah hal yang sangat penting:
Pada setiap lomba penulisan, biasanya ada dua tim yang bertugas untuk
menangani naskah-naskah peserta. Tim tersebut adalah PANITIA dan JURI.
Panitia
bertugas hanya sebatas hal-hal yang bersifat administratif, seperti
mendata dan menginventarisir setiap naskah yang masuk. Tapi salah satu
tugas mereka yang bisa SANGAT BERPENGARUH terhadap nasib naskah Anda
adalah: Memeriksa apakah naskah-naskah yang mereka terima sudah sesuai
dengan persyaratan teknis & dan administratif yang mereka tetapkan.
Persyaratan teknis dan administratif ini mencakup hal-hal seperti (contoh):
“Panjang naskah 6 sampai 10 halaman kuarto, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman ukuran 12. Naskah dikirim rangkap tiga, dimasukkan ke dalam amplop, dan jangan lupa tulis “lomba 2009″ di pojok kiri atasnya. Sertakan formulir asli dari lomba ini, tidak boleh fotokopian, bla.. bla.. bla….”
Yang saya tulis di atas hanya contoh, ya. Jadi jangan sampai
“dimasukkan ke hati dan pikiran”. Tiap panitia lomba tentu menetapkan
syarat teknis dan administratif yang berbeda-beda.
Nah, boleh dibilang, persyaratan teknis dan administratif merupakan SELEKSI PALING AWAL. Artinya: Bila
naskah Anda tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan administratif
yang ditetapkan oleh panitia, maka wassalam saja, deh! Sebagus apapun
naskah Anda, tak akan ada gunanya. Panitia akan langsung
menyingkirkanya!
Karena itu, bila Anda ingin menjadi pemenang lomba penulisan manapun, maka HAL SANGAT PENTING yang harus Anda lakukan adalah:
PATUHILAH SEMUA SYARAT TEKNIS & ADMINISTRATIF YANG DITETAPKAN OLEH PANITIA. Jangan Sampai Ada Yang Terlewat!!!
* * *
Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia akan menyerahkan naskah-naskah para peserta kepada JURI. Sesuai penjelasan di atas, panitia hanya akan menyerahkan naskah yang sudah lolos dari seleksi teknis dan administratif.
Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia akan menyerahkan naskah-naskah para peserta kepada JURI. Sesuai penjelasan di atas, panitia hanya akan menyerahkan naskah yang sudah lolos dari seleksi teknis dan administratif.
Nah, pada tahap inilah juri mulai bertugas. Mereka akan menilai naskah-naskah yang masuk.
“Bagaimana cara juri memberikan penilaian?”
Nah, inilah yang sudah kita bahas secara sekilas di atas tadi!
Para juri melakukan penilaian secara kuantitatif berdasarkan
poin-poin penilaian tertentu. Misalnya, antara angka 10 hingga 100.
Angka yang lebih tinggi mencerminkan nilai yang lebih tinggi. Demikian
pula sebaliknya.
Poin-poin penilaian ini berbeda-beda pada setiap lomba. Tapi bagi
Anda para peserta lomba, ini adalah INFORMASI YANG SANGAT PENTING untuk
Anda ketahui. Sebab poin-poin penilaian inilah yang akan MENENTUKAN
NASIB NASKAH ANDA!
Karena poin-poin penilaiannya berbeda-beda pada tiap lomba, tentu
saya tidak bisa menyebutkannya dengan pasti. Namun SECARA UMUM seperti
berikut.
A. Poin Penilaian yang Bersifat Umum (maksudnya yang berlaku untuk lomba penulisan apapun)
- Kualitas naskah (dari segi kaidah-kaidah penulisan yang berlaku secara umum).
- Keunikan atau orisinalitas ide tulisan.
- Kreativitas (biasanya menyangkut gaya penulisan).
- Kesesuaian naskah dengan tema lomba.
- Kesesuaian naskah dengan tujuan yang hendak dicapai oleh panitia lomba tersebut. Misalnya, tujuan panitia adalah untuk kampanye pelestarian hutan.
B. Poin Penilaian yang Bersifat Khusus
Untuk naskah fiksi (cerpen atau novel), poin penilaiannya biasanya
mencakup karakter tokoh, setting cerita, alur cerita, konflik cerita,
ending, dan sebagainya.
Untuk naskah nonfiksi (esai, resensi, opini, karangan ilmiah, dan
sebagainya), poin penilaian biasanya mencakup kekuatan analisis data,
sistematika tulisan, dan sebagainya.
(Berita baiknya, ada panitia lomba yang sejak awal sudah menginformasikan poin-poin penilaian ini, tapi ada juga yang tidak).
* * *
Setiap naskah akan diberi nilai secara kuantitatif berdasarkan poin-poin penilaian tersebut.
Misalkan untuk sebuah lomba penulisan cerpen, panitia menetapkan poin-poin penilaian sebagai berikut:
A. Kualitas naskah
B. Orisinalitas ide tulisan
C. Gaya bahasa
D. Karakter tokoh
E. Setting cerita
F. Alur cerita
G. Konflik cerita
H. Ending cerita
B. Orisinalitas ide tulisan
C. Gaya bahasa
D. Karakter tokoh
E. Setting cerita
F. Alur cerita
G. Konflik cerita
H. Ending cerita
Berikut adalah CONTOH penilaian dari seorang juri untuk sebuah naskah:
A. Kualitas naskah = 75
B. Orisinalitas ide tulisan = 60
C. Gaya bahasa = 95
D. Karakter tokoh = 40
E. Setting cerita = 80
F. Alur cerita = 85
G. Konflik cerita = 80
H. Ending cerita = 35
Maka total nilai untuk naskah ini adalah 550.
Tapi perlu diingat, ini baru total nilai dari SATU ORANG juri. Total
nilai sebenarnya adalah GRAND TOTAL dari nilai akhir dari masing-masing
juri. Misalkan jumlah juri adalah 3 (tiga). Juri II memberikan total
nilai 750 dan juri III memberikan total nilai 600. Maka, NILAI AKHIR
dari naskah ini adalah 1.900.
Setelah para juri selesai melakukan penilaian, hasilnya diserahkan
kepada panitia. Tugas panitia selanjutnya adalah menjumlahkan semua
nilai. Naskah mana yang mendapat nilai tertinggi, maka dialah yang
tampil sebagai pemenang.
Dengan kata lain: Pihak yang menetapkan nama-nama pemenang adalah
panitia, BUKAN juri. Tapi tentu saja, keputusan mereka diambil
berdasarkan hasil penilaian dari juri. Terkadang pada kasus tertentu,
pihak panitia bisa memberikan poin penilaian tambahan terhadap
naskah-naskah yang mendapat nilai tertinggi (mereka tentu punya
pertimbangan tertentu ketika melakukan hal ini). Karena itu, sering
terjadi hasil akhir penjurian SEDIKIT BERBEDA dengan hasil yang dibuat
oleh juri.
Terkadang juga sering terjadi (saya pernah mengalaminya ketika menjadi juri pada lomba penulisan yang diadakan oleh Blogfam.com),
ada dua (atau lebih) naskah calon pemenang yang mendapat nilai sama.
Untuk mengatasi kasus-kasus seperti ini, panitia cukup meminta para juri
untuk melakukan voting. Mereka cukup menyebutkan secara subjektif,
“Saya memilih naskah yang ini.” Tak perlu lagi menggunakan poin
penilaian apapun. Dan naskah yang mendapat suara terbanyaklah yang akan
tampil sebagai pemenang.
Nah, untuk mengantisipasi kasus “nilai yang sama” seperti ini,
biasanya dewan juri berjumlah ganjil, misalnya tiga, lima, tujuh, dan
seterusnya. Sebab bila jumlahnya genap, bisa-bisa nanti hasilnya adalah fifty-fifty. Ini tentulah kondisi yang masih belum bisa menghasilkan keputusan “siapa pemenangnya”.
* * *
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sebagai peserta lomba penulisan, sangat penting bagi kita untuk:
- Mematuhi semua persyaratan teknis dan administratif yang ditetapkan
oleh panitia. Tentu sangat konyol bila Anda mengirim naskah 11 halaman,
padahal panitia menetapkan naskah maksimal 10 halaman. Naskah Anda gugur
hanya gara-gara kelebihan halaman. Padahal bisa saja naskah Anda sangat
bagus dan berpotensi menjadi juara pertama!
.
Di internet, saya beberapa kali menemukan penulis yang mengirim naskah lomba ke milis tempat info lomba tersebut diumumkan. Padahal panitia sudah mensyaratkan bahwa naskah harus dikirim ke alamat email tertentu, bukan ke milis manapun. Ini adalah sebuah contoh kecil tentang ketidakpatuhan peserta terhadap persyaratan teknis/administratif.
. - Memahami poin-poin penilaian seperti yang saya jelaskan di atas.
.
Ketika menjadi juri sebuah lomba penulisan di Blogfam.com, saya pernah menghadapi kejadian unik. Ada sebuah naskah peserta – sebut saja si A – yang menurut saya sangat bagus. Saya bahkan berpendapat bahwa itu adalah NASKAH PALING BAGUS dari semua naskah peserta.
.
Tapi sayang seribu kali sayang! Naskah si A ini punya satu kelemahan: Isinya tidak sesuai dengan tema. Padahal “kesesuaian dengan tema lomba” merupakan salah satu poin penilaian penting yang ditetapkan oleh panitia.
.
Maka: Saya TERPAKSA memberikan nilai yang sangat rendah terhadap naskah si A ini untuk poin “kesesuaian dengan tema lomba”. Akibatnya, total nilai naskah tersebut pun menjadi ikut rendah. Singkat cerita, naskah si A in gagal menjadi pemenang!
.
Nah, semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi Anda. Bila mengirim naskah untuk lomba apapun, cobalah untuk memastikan bahwa naskah Anda sudah unggul untuk semua poin penilaian yang ditetapkan oleh panitai atau juri.
.
Intinya: Untuk menjadi pemenang lomba penulisan, kualitas naskah BUKAN segalanya!
. - Masih berkaitan dengan poin ke-2 di atas:
Sebelum mengikuti lomba penulisan apapun, sebaiknya Anda MULAI SEKARANG mempersiapkan diri dengan pemahaman dan wawasan yang baik mengenai “unsur-unsur apa saja yang berperan dalam membangun kualitas sebuah naskah”. Di atas saya sudah menjelaskan hal ini, yakni pada bagian “B. Poin Penilaian yang Bersifat Khusus”. Bila Anda hendak mempelajari hal ini secara lebih mendalam, saya sarankan untuk bergabung dengan Sekolah-Menulis Online
.
Pemahaman yang baik mengenai “unsur-unsur apa saja yang berperan dalam membangun kualitas sebuah naskah” insya Allah bisa membantu Anda untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan STANDAR yang ditetapkan oleh para panitia atau juri lomba. Dengan demikian, peluang Anda untuk menjadi pemenang lomba pun semakin besar.
Saran Penting:
Setiap kali mengikuti lomba penulisan, sangat penting bagi Anda untuk
mempelajari SIAPA penyelenggaranya. Ini penting, sebab setiap panitia
lomba adalah manusia biasa yang punya misi/visi, ideologi, karakter yang
khas. Dengan demikian, Anda diharapkan lebih mudah untuk membuat
tulisan yang sesuai dengan ideologi, misi/visi dan karakter mereka. Ini
akan memperbesar peluang Anda untuk memenangkan lomba.
* * *
Nah, semoga setelah membaca artikel ini, Anda lebih paham dalam
menulis naskah yang berpotensi besar menjadi pemenang lomba penulisan.
Semoga Anda sering menjadi pemenang lomba penulisan, sehingga karir kepenulisan Anda bisa melonjak secara drastis! Amiin….
Semoga Bermanfaat.
Terima Kasih, Salam Sukses untuk Anda!
Jonru
sumber: http://www.jonru.net/ini-dia-kiat-jitu-menjadi-juara-lomba-penulisan