Perjalanan Menuju Islam Seorang Ibraheem Greeves
Ibraheem Greeves adalah seorang pria Inggris tua yang merupakan salah
satu saksi sejarah yang menyaksikan penciptaan negara Israel.
Perjalanan hidupnya mempelajari berbagai agama akhirnya membawa dirinya
mendapat hidayah untuk masuk Islam.
Dalam kisah ini, ia menyatakan perasaannya tentang Islam dan
bagaimana ia memeluk agama Islam setelah "mencoba" berbagai macam agama
lainnya. Berikut penuturannya:
"Sejak saya kecil, saya selalu mencari, saya benar-benar tidak tahu
apa yang saya cari, tapi pencarian saya membawa saya ke banyak tempat.
Ini dimulai dengan Kristen, maka saya masuk Katolik, Buddha, segala
macam agama, dan untuk beberapa alasan saya akhirya merasa agama-agama
itu tidak benar.
Kemudian saya bertemu Muslim beberapa tahun yang kemudian, saya
bahkan tidak tahu bahwa mereka adalah Muslim. Suatu hari, saya pergi ke
sebuah tempat makan di Basrah, Irak. Saya banyak bertanya-tanya di
tempat ini, maka saya duduk dan seseorang memberiku sendok. Ada orang
duduk di meja, tapi tidak ada yang makan. Memang aneh, dan saya pun
akhirnya tidak makan meskipun saya berasa lapar.
Kemudian, suara adzan terdengar, tetapi saya tidak tahu itu adalah
adzan. Setelah selesai adzan, semua orang di rumah makan itu mulai makan
dan berbicara. Tentu saja itu bulan Ramadhan, tapi pada saat itu saya
juga tidak tahu apa itu bulan Ramadhan.
Saya juga selalu tertarik ke bagian dari dunia. Kembali pada tahun
1948, semua media selalu anti-Islam, ada banyak propaganda pada saat
penciptaan Israel dan apa yang mereka lakukan adalah menciptakan "surga"
menurut banyak laporan media pada saat itu.
Karena saya tinggal dengan umat Islam, saya tidak percaya apa yang
dikatakan di media tentang mereka, saya tahu bahwa umat Islam tidak
seperti itu, mereka selalu baik pada saya dan selalu ramah.
Setelah saya membaca tentang agama Kristen dan agama-agama lain, saya
mulai membaca terjemah Al-Quran. Pada awalnya saya tidak begitu
terkesan, dengan cerita tentang azab dan semua hal-hal seperti itu. Lalu
saya meletakkannya, dan kemudian saya membacanya lagi. Saya pada saat
itu belum mampu untuk meminta seorang Muslim untuk mengajar saya tentang
Islam dan Alquran.
Perjalanan ke Tunisia
Saya pergi ke Tunisia, suatu Jumat, saya duduk di depan masjid agung
yang di depannya terdapat kedai kopi. Tiba-tiba saya menyadari bahwa ada
banyak orang mulai masuk ke masjid, lebih banyak dari biasanya, saya
tidak tahu mengapa tetapi jumlah mereka semakin meningkat. Tiba-tiba
saya hanya berpikir bahwa saya ingin bersama mereka, saya benar-benar
ingin bisa berjalan dengan mereka tanpa tahu mengapa.
Saya pergi ke masjid dan meminta seseorang menceritakan tentang
Islam. Dia menghabiskan banyak waktu berbicara tentang Islam kepada
satya dan semuanya masuk akal bagi saya. Ini adalah pertama kalinya bagi
saya berada di masjid, saya tertarik untuk berada di sana, dan saya
kemudian mengucapkan kalimat Syahadah juga di sana.
Kembali ke Inggris
Kemudian setelah beberapa waktu, saya kembali ke Inggris dan saya tinggal di tempat di mana ada lebih banyak warga Muslim.
Komunitas Muslim telah mendukung saya dengan sangat baik sejauh yang
mereka bisa, tapi saya punya kebutuhan khusus karena saya tidak bisa
mendengar dengan baik.
Saya sangat ingin tahu tentang Islam, saya haus untuk tahu lebih
banyak tentang Islam. Saya sendiri tidak bisa berbicara bahasa Arab
namun ada keinginan kuat untuk mempelajarinya. Sejak saya mengalami
stroke, saya tahu lebih banyak tentang Islam karena ada banyak waktu
bagi saya untuk membaca, tetapi sekarang saya hanya dapat membaca
sedikit, dan itulah bagaimana saya dididik secara mandiri tentang Islam,
sedikit demi sedikit.
Keyakinan saya adalah bahwa kita menginginkan apa yang Allah ingin
berikan kepada kita, dan saya sangat berterima kasih atas apa yang telah
Allah berikan kepada saya, Alhamdulillah.(fq/oi)
sumber: www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar