Jumat, 08 Februari 2013

PERJALANAN ISLAMNYA CAT STEVEN (YUSUF ISLAM)

Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun 70-an, yang kemudian di kenal dengan nama Yusuf Islam, justru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Bintang Pop
          Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak  langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan. “Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah.”kata Yusuf. “Saya meilhat patung-patung Yesus, mereka Cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat  pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya,sambungnya.
          Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari  kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi  pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang. “ Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak,”tutur Yusuf. Meski demikian,Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya. Keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.
          Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginan menjadi seorang ‘bintang besar’ tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin hidup yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih Narkoba dan minuman keras untuk mencari  kehidupan yang ia inginkan itu.
Mencari Kebenaran
        Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan  narkoba. Ia sakit parah dan harus di rawat dirumah sakit. Saat itu pun Yusuf pun berpikir,”mengapa saya disini, tergeletak ditempat tidur?, “apa yang terjadi pada saya? Apakah saya Cuma seonggok tubuh ? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk  memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu menganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.
          Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap menganggu pikirannya.
          Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkam kehidupan glamournya, meninggalkan kehidupan dunia dan hidup seperti selayaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat. Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi ke alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang di carinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.
          “Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerussalem dan disana ia mengunjungi sebuah mesjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat mesjid yang ramai di kunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan  dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi,”kata Yusuf.
          Ketika kembali ke London, Saudara lelakinya itu memberikan Alquran kepada Yusuf Islam. “Dia tidak masuk Islam, tetapi ia merasakan sesuatu di agama ini(Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima Alquran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan orang Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua,”tukas Yusuf.
          Ia melanjutkan, “di Barat, jika ada orang yang memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidupnya, maka orang yang bersangkutan akan di anggap fanatik. Tapi setelah membaca Alquran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius.”
          Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari Alquran ia tahu bahwa semua Rasul dan Nabi dikirim Allah Swt untuk menyampaikan pesan yang sama. “Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Messiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam Alquran saya menemukan keindahan, Alquran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah Swt,”papar Yusuf Islam. “Ketika saya membaca Alquran lebih jauh lagi,  alQuran bicara soal shalat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi soerang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah Swt telah mengirimkannya pada saya,”sambung Yusuf Islam.
 
SUMBER:  http://dewiviva.blogspot.com

1 komentar:

  1. aku mohon ijin copy paste tentang yusuf islam untuk di tempel di fb aku....maaf ya dan terima kasih
    fb ku : W Ayyu

    BalasHapus