Popularitas
dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop
era tahun 70-an, yang kemudian di kenal dengan nama Yusuf Islam, justru
merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas
dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk
menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah
lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Bintang Pop
Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab
dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam
bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di
Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa
Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini
Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan. “Saya menerima ajaran itu,
tapi saya tidak menelannya mentah-mentah.”kata Yusuf. “Saya meilhat
patung-patung Yesus, mereka Cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung
ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya
harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya,sambungnya.
Beranjak dewasa, Yusuf mulai
menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya
karena ia sendiri mulai jauh dari
kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang
ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang.
Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir,
pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang. “ Banyak orang di
sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah
Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak
uang, hidup enak,”tutur Yusuf. Meski demikian,Yusuf mengaku saat itu masih ada
sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya. Keinginan untuk membantu sesama manusia
jika ia jadi orang kaya kelak.
Yusuf pun membangun karirnya sebagai
musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam
kesuksesan dan keinginan menjadi seorang ‘bintang besar’ tercapai. Nama dan
foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan
kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin hidup yang lebih
dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang
salah. Ia memilih Narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.
Mencari
Kebenaran
Baru setahun
Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena
tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras
dan narkoba. Ia sakit parah dan harus di
rawat dirumah sakit. Saat itu pun Yusuf pun berpikir,”mengapa saya disini,
tergeletak ditempat tidur?, “apa yang terjadi pada saya? Apakah saya Cuma
seonggok tubuh ? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan
itu menganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.
Karena pada masa itu di kalangan
masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari
Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai
melakukan meditasi dan vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu bahwa dirinya
bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap menganggu pikirannya.
Sebagai bintang pop, namanya terus
merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf
mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf
belum berani meninggalkam kehidupan glamournya, meninggalkan kehidupan dunia
dan hidup seperti selayaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari
masyarakat. Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi,
kartu tarot dan astrologi, balik lagi ke alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan
apa yang di carinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya
mukjizat itu datang.
“Saudara lelaki saya baru saja kembali
dari kunjungannya ke Yerussalem dan disana ia mengunjungi sebuah mesjid. Saudara
saya itu sangat terkesan melihat mesjid yang ramai di kunjungi orang, seperti
ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan
dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi
gereja dan sinagog yang sepi,”kata Yusuf.
Ketika kembali ke London, Saudara
lelakinya itu memberikan Alquran kepada Yusuf Islam. “Dia tidak masuk Islam,
tetapi ia merasakan sesuatu di agama ini(Islam) dan ia pikir saya juga akan
merasakan hal yang sama. Saya menerima Alquran pemberian saudara saya itu dan
membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang
benar, agama yang tidak seperti pandangan orang Barat selama ini bahwa agama
hanya untuk orang-orang tua,”tukas Yusuf.
Ia melanjutkan, “di Barat, jika ada
orang yang memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidupnya, maka
orang yang bersangkutan akan di anggap fanatik. Tapi setelah membaca Alquran
saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa
keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung
untuk menjadi religius.”
Saat itu, satu-satunya yang diinginkan
Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari Alquran ia tahu bahwa semua
Rasul dan Nabi dikirim Allah Swt untuk menyampaikan pesan yang sama. “Mengapa
kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus
sebagai Messiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen
salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan.
Tapi dalam Alquran saya menemukan keindahan, Alquran melarang menyembah
matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan
merenungi semua ciptaan Allah Swt,”papar Yusuf Islam. “Ketika saya membaca
Alquran lebih jauh lagi, alQuran bicara
soal shalat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi soerang Muslim saat
itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah Swt telah
mengirimkannya pada saya,”sambung Yusuf Islam.
SUMBER: http://dewiviva.blogspot.com
aku mohon ijin copy paste tentang yusuf islam untuk di tempel di fb aku....maaf ya dan terima kasih
BalasHapusfb ku : W Ayyu