1. PENCERDASAN UMUM PKM KEGIATAN
Apa sih PKM itu?
PKM merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti dalam
meningkatkan kualitas peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar
kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta
memperkaya budaya nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun
2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di
lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif
mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yang diberi nama Program
Kreativitas Mahasiswa.
Yah, kira – kira itu lah definisi PKM versi beratnya yang sulit
dicerna. Pada intinya sih PKM itu merupakan suatu lomba karya tulis yang
diselenggarakan oleh DIKTI. Nah, hasil karya tulis mahasiswa dalam
bentuk PKM ini kemudian diseleksi oleh DIKTI untuk kemudian diambil
beberapa terbaik dari seluruh Indonesia dan dilombakan di suatu ajang
bernama PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). PKM yang dilombakan
oleh DIKTI sendiri dibagi dalam 7 kategori, yaitu :
- PKM – Penelitian (PKM-P)
- PKM – Teknologi (PKM-T)
- PKM – Karsa Cipta (PKM-KC)
- PKM – Kewirausahaan (PKM-K)
- PKM – Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
- PKM – Artikel Ilmiah (PKM-AI)
- PKM – Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Tips Menulis Usulan Proposal PKM
- Anda harus punya terlebih dahulu PEDOMAN PKM. Setelah itu tentukan jenis PKM yang ingin anda buat, apakah itu PKM-GT/AI
- Setelah menentukan jenis PKM, tentukan ide atau gagasan yang ingin anda buat. Sederhana saja
- Setelah itu kita cari informasi atau bahan atau apalah yang mendukung dan yang dibutuhkan untukide tersebut.
- Minta contoh Proposal PKM yang sudah lolos didanai DIKTI, bisa dari
senior atau dari teman anda (Ingat… kalau anda baru pertamakali membuat,
langkah ini sangat penting supaya anda punya sedikit gambaran mengenai
cara membuat proposal. Tapi kalau anda bukan PEMULA, anda boleh saja
langsung membuat tanpa harus CTM = Contoh Tiru Modifikasi).
- Cari dosen pebimbing dan anggota (harus ada 1 anggota yang beda
angkatan) kemudian kita coba membuat proposal PKM, tentu saja dengan
berpedoman pada PEDOMAN PKM 2011 dan kita buat sesuai dengan informasi
atau bahan yang kita cari tadi (bersifat relatif jadi disesuaikan dengan
kondisi terkini).
- Apabila ada kesulitan dalam membuat proposal misal di metode atau
latar belakang atau rancangan dana atau apa, anda jangan sekali-kali
berhenti karena akan membuat semangat anda menurun, lebih baik dilewati
dan mencoba membuat bab atau sub bab lainnya.( Anda bisa juga copy paste
dari contoh proposal yang sudah lolos tapi ingat harus menggunakan ilmu
CTM = Contoh Tiru Modifiksai, jadi tidak asal copy paste 100%)
- Konsultasikan kepada pebimbing
- Lengakapi isi proposal dan konsultasikan kepada pebimbing
- Edit kembali dan lakukan pengecakan ulang. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi ada yang salah ketik atau yang masih kurang.
Kiat Sukses Menyusun PKM
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI
dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang
mandiri dan arif. Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun
kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang
kreatif dalam bidang ilmunya masing-masing. Sampai saat ini terdapat
lima jenis kegiatan PKM yang ditawarkan, yaitu:
PKM Penelitian (PKMP) yang memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk berkreasi melalui penelitian sesuai dengan bidang
ilmunya masing-masing, baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin.
PKM Penerapan Teknologi (PKMT) yang memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi melalui penciptaan jasa
seperti pembukaan, pemasaran, penataan ruang produksi dll; atau karya
teknologi seperti peralatan, prototipe, model, proses dll yang
diperlukan oleh kelompok, masyarakat produktif, kelompok usaha tani,
industri kecil, maupun pedagang kecil sesuai dengan bidang ilmu
masing-masing baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin.
PKM Kewirausahaan (PKMK) yang memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk berkreasi atau berinovasi melalui penciptaan
keterampilan berwirausaha dan berorientasi pada keuntungan (profit).
PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan peningkatan
kecerdasan, keterampilan, pengetahuan masyarakat, peningkatan kualitas
lingkungan hidup, maupun pengembangan kelembagaan masyarakat
PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) yang memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan penulisan ilmiah baik
yang bersumber dari PKMP, PKMT, MKMK, PKMM maupun kegiatan ilmiah
lainnya.
Seringkali mahasiswa / kelompok mahasiswa dalam upayanya mendapatkan
dana melalui PKM ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal menemukan
ide, penulisan, koordinasi kelompok, penyusunan anggaran dll yang
berdampak pada rendahnya daya saing proposal yang dibuatnya. Oleh sebab
itu, tulisan ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pencarian ide
dan penyusunan proposal yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi
mahasiswa untuk menyusun proposal PKM yang berkualitas sehingga dapat
meningkatkan peluangnya untuk dibiayai.
Perlu diketahui, Apa itu kreativitas?
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting adalah
“KREATIVITAS” yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu,
penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah susah
untuk dapat lolos dan dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini tidak
sama dengan proposal yang disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
tugas akhirnya yang pada umumnya bersifat sangat ilmiah.
Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah “The
ability to make or otherwise bring into existence something new,
whether a new solution to a problem, a new method or device, or a new
artistic object or form”. Sedangkan definisi menurut Roget’s II Thesaurus, kreatif itu adalah “ characterized by or productive of new things or new idea : innovative, inventive” Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga ciri, yaitu adalah “promoting construction or creation”, “having ability of power to create” dan “having the power or productive of new things or new ideas”.
Ide baru yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru
(original) ataupun harus canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide
yang dibuat dengan cara memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah
menjadi ide lain yang lebih kreatif.
Sebagai contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti “Komersialisasi produk bakso”,
maka akan sulit bagi kelompok ini untuk mendapatkan dana PKM, mengapa?
Kita semua sudah tau bahwa produk bakso tersebut sudah sangat dikenal
dimasyarakat. Oleh sebab itu, judul yang diajukan oleh kelompok
mahasiswa ini menjadi “biasa-biasa” saja yang tidak ada unsur
kreativitas didalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan
kegiatan PKM yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Lain
halnya jika judul PKM di atas dirubah menjadi “Komersialisasi produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan aman untuk dikonsumsi”.
Dalam hal ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan hasil penelitian
yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat dalam
unsur “bakso” yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia. Sumber
kalsium yang digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan
dari limbah pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang
harganya sangat murah. Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk
menjadi tepung tulang rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso
yang dibuatnya. Dengan mamadukannya dengan proses pembuatan yang
higienis, maka tercipta bakso baru yang diharapkan dapat
mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan menkonsumsi kalsium
tinggi. Sehingga disamping susu berkasium tinggi yang harganya relatif
mahal, masyarakat diberi alternatif lain yang lebih murah, tanpa
mengubah kegemarannya mengkonsumsi bakso.
Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah “Pemanfaatan limbah whey keju dalam pembuatan nata”
ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul ini, yaitu limbah whey
dan nata yang dibuat dari whey. Dalam pembuatan keju, sering whey
menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila limbah
ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah ini dan
mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan
kelompok mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.
Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu
produk yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan
warna putih dan rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de
coco. Kelompok mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain
dalam pembuatan nata secara kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan
bakteri dalam whey. Kualitas nata yang dihasilkan sangat baik, sebab
disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini dapat dibuat
dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.
Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah “Ekstrak daun sirih sebagai obat mastitis pada sapi perah”
Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk memecahkan masalah utama dalam
industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan tidak layak untuk
dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang terkena
mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya
mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan
mastisis ini, biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan
tidak terjangkau oleh peternak rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan
tradisional masyarakat tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan
mungkin juga antibiotik, kelompok mahasiswa ini mencoba mencari
alternatif pengobatan lain selain menggunakan antibiotik. Dengan
berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah
berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan
yang yang ramah lingkungan.
Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program
PKM yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan
tetapi merupakan modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih
kreatif.
Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal
terjebak dalam nilai kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa
sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya.
Sebagai contoh apabila ada kelompok mahasiswa yang mengajukan judul
“mekanisme penyerapan kalsium dalam darah orang dewasa”, maka
kemungkinan besar evaluator menilai proposal yang diajukan dengan judul
ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung untur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering
terjadi dimana mahasiswa menulis proposalnya dengan mengacu pada tugas
akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM.
Anda ingin berhasil?
Beberapa kiat-kiat berikut diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan lolosnya proposal anda:
1. Pilihlah judul dan topik yang menarik.
Biasanya hal yang paling pertama dilihat oleh evaluator pada
proposal PKM adalah judul dan topik PKM yang diajukan. Oleh sebab
itu, usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin. Jika
dibandingkan antara dua judul berikut “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari mentimun dan bengkuang” dan “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari feces dan urine sapi”,
tentunya judul kedua lebih aneh dan menarik. Tentu saja judul yang
menarik saja tidak menjamin proposal tersebut pasti lolos. Penyusun
proposal harus dapat menyakinkan evaluator bahwa dengan berbekal
pengetahuan yang sudah ada (tercermin dari tinjauan pustaka), metode
pelaksanaannya (tercermin pada materi dan metode), serta keberhasilan
pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan pembiayaanya), ide yang
tercantum pada judul proposal tersebut dapat terealisasikan dengan
baik. Sering juga evaluator menghadapi suatu kenyataan bahwa banyak
proprorsal yang judulnya sangat menarik, akan tetapi ternyata setelah
dibaca isi proposalnya tidak mencerminkan dan mendukung judul tersebut,
akibatnya evaluator tidak meloloskan proposal tersebut. Sebagai contoh
pernah ada proposal yang diajukan dengan judul “Sistem pengangkatan air tanah tanpa energi listrik di daerah papua”.
Judul ini sangat menarik bagi evaluator sebab jika PKM ini berhasil
dengan baik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Setelah proposal tersebut dibaca seluruhnya ternyata kelompok mahasiswa
ini merencanakan membuat sumur gali sebanyak 5 buah dengan kedalaman
masing-masing 20 meter. Selanjutnya untuk mengangkat air tanah
digunakan timba yang dikerek dan air tersebut dialirkan pada saluran
yang dibuat ke rumah penduduk. Jadi jelas bagi evaluator bahwa ide yang
diusulkan tersebut sudah merupakan teknik yang telah diterapkan
masyarakat luas di daerah lain.
Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat ide awal
yang akan ditulis dalam proposal. Kita harus ingat bahwa untuk menjadi
kreatif, kita harus dapat membuka belenggu kebiasaan yang ada. Sebagai
contoh dalam menulis sesuatu, ditabukan untuk menulisnya dengan
menggunakan tinta merah dan dianjurkan untuk menulisnya dengan tinta
warna hitam atau biru, rapi dan dengan haruf yang sama besarnya.
Kebiasaaan seperti ini tanpa kita sadari telah menjadi belenggu
kreativitas kita. Selama komposisi huruf dan warna menarik, tulis saja
sesuai dengan imajinasi anda. Tentu saja kita harus melanggar
kebiasaan, yaitu dengan cara menulis kalimat dengan berbagai kombinasi
huruf dan warna, termasuk warna merah didalamnya. Jadi jika kita ingin
berpikir kreatif, cara berpikir kita harus melewati batas-batas
kebiasaan, tradisi atau norma yang ada.
Selanjutnya setelah kita telah terbebas dari belengggu ini akan
mengalir berbagai ide liar yang terpikir sesaat. Ide-ide liar yang
mengalir ini harus segera ditulis segera sebelum kita lupa. Dalam
menciptakan ide-ide ini kita tidak perlu takut membuat kesalahan, sebab
nantinya setelah dicatat, kita harus kembali membaca dan merenungkan
serta merangking ide-ide tersebut berdasarkan prioritas, realisasi ide
dan peluangnya untuk berhasil didanai. Dengan cara ini dalam satu hari
saja tidak menutup kemungkinan akan banyak sekali ide yang muncul dan
diharapkan tidak ada lagi mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi PKM,
dengan alasan tidak memiliki ide.
2. Tulis Proposal sesuai dengan panduan.
Menulis proposal sesuai dengan format yang diminta oleh pihak DIKTI
merupakan suatu keharusan. Setelah membaca judul, biasanya evaluator
melihat dulu apakah proposal yang akan dievaluasi tersebut sudah sesuai
dengan format yang diminta. Sering kali, karena mengejar batas akhir
pengumpulan, proposal dikirim tanpa lembar pengesahan atau ada
bagian-bagian yang seharusnya ada di proposal didak ada di dalam
proposal. Seleksi awal kelengkapan bagian-bagian yang harus ada dalam
proposal PKM merupakan cara yang efektif bagi evaluator untuk menentukan
kelayakan proposal tersebut untuk dibiayai. Dalam hal ini bagaimana
mungkin evaluator akan yakin bahwa kelompok mahasiswa tersebut dapat
menjalankan program PKM nya, jika dalam menulis proposalnya saja sudah
tidak lengkap dan jelas. Oleh sebab itu, apabila sudah mendapatkan
kesepakatan ide yang akan dituangkan dalam proposal, bacalah dan panduan
penulisan PKM (biasanya dikirim ke masing-masing perguruan tinggi, atau
dapat diperoleh melalui internet) dengan cermat dan ikuti semua
persyaratan yang tercantum dalam format, termasuk didalamnya besar
huruf, ukuran kertas, bagian-bagian yang harus ada, tata cara penulisan
pustaka dll. Jadi sangat disayangkan jika ide yang baik dari mahasiswa
tidak didanai dalam kegiatan PKM, karena ditulis tidak sesuai dengan
format.
3. Konsultasikan proposal dengan pakarnya.
Memang harus kita sadari bahwa kualitas sumber daya manusia dan
antusiasme pembina kemahasiswaan dan mahasiswanya untuk mengikuti
kegiatan PKM sangat bervariasi. Ada perguruan tinggi yang sudah
memiliki sistem pembinaan dan kaderisasi mahasiswa untuk mengikuti PKM
yang sangat baik, akan tetapi tidak dapat kita pungkiri juga ada
perguruan tinggi yang tampaknya kurang perduli dengan kegiatan PKM ini.
Biasanya di perguruan tinggi yang perduli dengan program PKM,
penyebaran informasi PKM telah dilakukan dengan baik. Disamping itu,
untuk meningkatkan minat biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan cara
penyusunan proposal PKM secara teratur. Di perguruan tinggi seperti ini
biasanya, mahasiswa hampir tidak memiliki kesulitan untuk berkonsultasi
dengan pakar (pembimbing), sebab pembimbing tersebut sudah terbiasa dan
memiliki kemampuan yang memadai untuk meningkatkan motivasi,
menajamkan serta membungkus ide dari mahasiswa untuk menjadi proposal
yang menarik.
Hal lain yang penting untuk diingat bahwa para pakar tersebut
tentunya tidak hanya terdapat di laboratorium dan jurusan (departemen)
dimana mahasiswa tersebut berada. Mahasiswa harus secara aktif
berkonsultasi dan mencari pakar yang diharapkan dapat membantu
menuangkan idenya ke dalam proposal di luar bagian/laboratorium, di luar
jurusan/depertemen, bahkan di luar fakultasnya. Melalui cara ini
diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasannya dan mempertajam idenya.
4. Bentuklah kelompok yang memiliki pengetahuan yang menunjang.
Pembentukan kelompok penyusun proposal akan sangat
menentukan keberhasilan suatu prorsal. Oleh sebab itu, janganlah pola
pemikiran kita terkungkung oleh kurungan laboratorium, bagian, jurusan
atau fakultas dimana mahasiswa berada. Sebagai contoh untuk judul PKM “Pembuatan alat pembuat tapioka tanpa ampas”,
komposisi anggota tim, harus berasal dari berbagai disiplin ilmu, yaitu
teknik mesin untuk merancang peralatan, agronomi untuk mengetahui
biologi dan stuktur fisik singkong, serta teknologi pangan untuk
mengevaluasi kualitas pati tapioka yang dihasilkan. Oleh sebab itu,
jika judul ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan mesin saja,
dikhawatirkan akan ada unsur yang tidak terbahas dengan baik dan akan
berakibat kurangnya kualitas proposal.
Dalam rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri
dari berbagai tingkat sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang
berkelanjutan. Hindari penyusunan seluruh angota kelompok yang terdiri
dari mahasiswa tingkat akhir semuanya. Perlu kita ingat bahwa rentang
waktu dari pemberitahuan, pelaksanaan sampai ke PIMNAS sering kali
memakan waktu 1 tahun. Oleh sebab itu, jika komposisi anggota tim
semuanya terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, maka dikhawatirkan,
pelaksanaan PKM tidak berjalan dengan baik sebab secara bersamaan
mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas akhir. Disamping itu sering
kali judul PKM yang diundang ke PIMNAS tidak dapat dihadiri oleh anggota
timnya, karena semua anggotanya telah lulus. Kaderisasi merupakan
kunci keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mempertahankan reputasi
ilmiah mahasiswanya dalam ajang PKM. Oleh sebab itu, perguruan tinggi
diharapkan dapat menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar
prestasi ilmiahnya dapat menonjol dan konsisten.
Disamping dua hal di atas, perlu juga diperhatikan keserasian
dan kecocokan anggota tim. Diharapkan bahwa semua angota tim memiliki
penjabaran tugas yang jelas dan berbeda dengan anggota tim lainnya agar
efisiensi dapat tercapai. Oleh sebab itu, di dalam pedoman penyusun
proposal PKM diharuskan untuk mencantumkan Riwayat Hidup lengkap bagi
ketua dan anggota kelompok, serta pembimbing. Dalam hal ini, evaluator
akan menilai kesesuaian bidang mahasiswa dan pembimbing dengan topik
yang diajukan. Hal ini penting untuk dinilai agar ada suatu jaminan
bahwa kelompok tersebut dengan bimbingan pembimbing dapat melaksanakan
dengan baik apa yang tertulis di proposal.
5. Pelajari kriteria penolakan.
Sejalan dengan proses penulisan proposal, kriteria
penolakan suatu proposal harus dipelajari dengan baik agar hal-hal yang
menyebabkan ditolaknya suatu proposal dapat dihindari. Masing-masing
jenis PKM memiliki kriteria penolakan yang tertentu pula. Sebagai
contoh untuk PKMP dan PKMT kriteria penolakannya adalah sebagai
berikut:
- Latar belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan. Perumusan masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proposal.
- Kreativitas yang spesifik tidak diungkapkan. Metode tidak
dijelaskan dengan jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan
penelitian/teknologi yang dirumuskan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Metodologi Pelaksanaan yang tertulis di proposal.
- Luaran dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan Luaran yang diharapkan yang tertulis di proposal
- Kemungkinan terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi mahasiswa diragukan.
Kriteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian untuk
menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa yang tertulis di proposal
- Pembagian tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan.
Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian dalam hal
pengembangan kemandirian dan semangat kerjasama tim bagi mahasiswa yang
tertulis di proposal.
- Manfaat program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna diragukan.
Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian yang
berhubungan dengan merangsang perkembangan kreativitas masyarakat yang
tertulis di proposal
- Tidak sesuai dengan format inti pedoman. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proposal.
- Ruang lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan pembiayaan yang lebih tinggi dari pedoman. Kreteria penolakan berhubungan dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proposal
- Alasan diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik.
Dalam pembobotan penilaian, unsur kreativitas (latar belakang
perumusan maslaah, metodologi pelaksanaan dan luaran yang dihasilkan)
memiliki bobot 40%. Unsur kegunaan program (bagi mahasiswa,
masyarakat, dan kerjasama tim) memiliki bobot 40%. Unsur kesesuaian
dengan format memiliki bobot 10%. Unsur kesesuaian ruang lingkup
program, jumlah anggota tim dan jumlah biaya memiliki bobot 10%.
(catatan : bobot penilaian dapat berobah dari satu periode pengusulan
PKM ke periode berikutnya. Baca Pedoman Penulisan Proposal PKM yang
dikeluarkan oleh DP2M Dikti)
Evaluator akan memberikan nilai untuk masing-masing kreteria
penilaian ini dengan kisaran angka mulai dari satu sampai lima yang
bermakna: 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 4(baik) dan 5 (sangat baik).
Batas nilai minimum lolosnya suatu proposal adalah 350. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu strategi yang jitu agar proposal yang diajukan lolos.
Untuk dapat lolos, suatu proposal harus memiliki nilai minimum 4 untuk
dua unsur utamanya, yaitu kreativitas dan kegunaan. Jika nilai kedua
unsur ini tidak mencapai empat, sudah dapat dipastikan proposal yang
diajukan tidak lolos. (Catatan : kerteria lolosnya suatu proposal dapat
dibaca di panduan resmi PKM).
6. Buatlah perencanaan secara menyeluruh.
Penyusun proposal diharapkan dapat merencanakan seluruh
kegiatan PKM nya dengan baik sebelum mengajukan proposal agar dapat
mengantisipasi tahapan-tahapan yang akan dilalui. Perencanaan ini harus
disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh penyusun
proposal apabila proposalnya kelak diterima. Adapun tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
- Permintaan proposal ke perguruan tinggi. Pengumuman ini biasanya
dilakukan oleh DIKTI dan dikirimkan ke perguruan tinggi. Disamping itu
informasi tentang PKM dapat pula diperoleh melalui website DIKTI.
Pengumuman ini biasanya berisi tentang jenis PKM yang ditawarkan,
pedoman penulisan dan batas akhir pengumpulan proposal.
- Proposal yang telah dikirimkan oleh masing-masing perguruan tinggi
selanjutnya dipilah-pilah dan diberikan lembaran identitas sesuai dengan
jenis PKM yang diajukan dan kode perguruan tinggi pengusul.
- Poporsal yang telah dipilah-pilah selanjutnya dibagikan ke pakar PKM
untuk dievaluasi. Setiap judul proposal akan dievaluasi oleh dua orang
pakar secara independen.
- Dikti selanjutnya akan mengundang para evaluator ini untuk
memberikan kesempatan pada pakar yang menilai proposal yang sama untuk
menentukan proposal mana yang lolos dan proposal mana yang ditolak,
setelah dibuat nilai rata-rata evaluator untuk masing-masing proposal.
Kedua evaluator selanjutnya membuat kesepakatan untuk menentukan berapa
dana yang seharusnya dialokasikan untuk proposal yang diterima sesuai
dengan ruang lingkup dan volume kegiatannya
- Hasil ini selanjutnya akan dievaluasi oleh tim kecil untuk dilihat
distribusi perguruan tinggi pengusul dan keseuaian dengan anggaran yang
akan dialokasikan.
- Hasil evaluasi ini selanjutnya diumumkan secara serentak keseluruh
perguruan tinggi pengusul. Bagi proposal yang diterima dicantumkan
besarnya biaya yang dialokasikan, sedangkan bagi proposal yang ditolak
dicantumkan alasan penolakannya.
- Selanjutnya kelompok mahasiswa yang diterima proposalnya akan
menerima dana pelaksanaan kegiatan PKM dan melaksanakan PKM selama 4
bulan. Dana yang dialokasikan diberikan dalam dua tahapan, yaitu
tahapan pelaksanaan sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% akan diberikan
apabila telah menyerahkan laporan akhir kegiatan PKM.
- Menjelang akhir pelaksanaan kegiatan, DIKTI akan mengirimkan
evaluator untuk menilai sampai sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan
dan dinilai hasil pelaksanaannya. Berdasarkan hasil pemantauan ini
evaluator akan mengusulkan kelompok mana yang akan diundang menghadiri
PIMNAS untuk menyampaikan hasil penelitiannya.
- Selanjutnya dengan menggabungkan hasil evaluasi di lapangan dan
hasil yang disampaikan lewat Laporan Akhir, ditentukan kelompok mana
yang akan diundang ke PIMNAS.
- Di PIMNAS para finalis diberi kesempatan untuk menyajikan hasil
kegiatan PKM nya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk poster dan dalam
bentuk presentasi oral. Hasil ini selanjutnya akan dinilai oleh dewan
juri untuk ditentukan kepompok mana yang akan mendapatkan penghargaan
secara nasional.
Mengingat kegiatan PKM ini memiliki unsur khas yang berupa kreavitas,
diharapkan kelompok pengusul harus mempelajari tujuan pelaksanaan PKM
dan hal-hal lain yang telah diuraikan di atas. Setelah mempelajari
semuanya pengusul diharapkan dapat membuka belenggu kreativitas agar
ide-ide dapat mengalir dengan deras. Pengusul proposal juga diingatkan
agar dapat menjadwalkan kegiatannya secara menyeluruh dan mentargetkan
PKM nya sampai ke PIMNAS. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan motivasinya mengikuti kegiatan PKM.
Banyak sekali manfaat bagi mahasiswa dan institusi dengan mengikuti
PKM ini. Kegiatan PKM disamping dapat dikaitkan dengan penyelesaian
tugas akhir, kegiatan ini sangat berguna untuk menumbuhkan kreativitas
mahasiswa yang tidak semuanya dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan.
Disamping itu kegiatan PKM ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam
kerja berkelompok. Adalah merupakan suatu kebanggaan bagi mahasiswa
dan institusi apabila dapat memenangkan penghargaan di PIMNAS yang
merupakan ajang adu kualitas ilmiah di tingkat nasional yang paling
bergengsi.
Apa yang harus dilakukan setelah PKM didanai Dikti
So, tanpa berpanjang lebar lagi, saya akan bercerita tentang hal-hal yang harus dilakukan setelah lolos seleksi pendanaan.
1. Bersyukur
Pertama-tama setelah mengetahui tim kita lolos seleksi pendanaan,
jangan lupa untuk bersyukur. Jangan takabur karena pengumuman seleksi
pendanaan adalah langkah pertama.
2. Kumpulkan anggota tim
Kumpul bersama anggota tim ini bertujuan untuk mempelajari kembali
proposal yang telah dibuat. Biasanya sih, kita baru menyadari berbagai
macam kekurangan ketika membaca kembali proposal penelitian dalam
keadaan tenang. Matangkan pula strategi dan teknis-teknis pelaksanaan.
3. Kabari dosen pembimbing
Sebenarnya ga cuma sekedar memberikan kabar, tetapi juga
berkonsultasi dan berdiskusi, terutama mengenai kekurangan-kekurangan
yang baru ditemukan, strategi, dan teknis pelaksanaan.
4. Mengecek administrasi di Kemahasiswaan Fakultas
Setelah menerima surat dari DIKTI, Rektorat akan membuat surat
pemberitahuan ke Fakultas. Kemudian pihak Kemahasiswaan Fakultas akan
memberitahukan ketua tim. Tapi sayangnya pengumuman DIKTI ini
diberitahukan ketika musim liburan. Akibatnya pemberitahuan ke mahasiswa
menjadi terlambat karena bagian Kemahasiswaan Fakultas berasumsi
mahasiswa tersebut tidak berada di kampus.
Surat pemberitahuan dari Rektorat ini penting banget karena berkaitan
dengan permasalahan dana, seperti teknis penyerahan dana dan
penandatanganan surat kontrak pendanaan penelitian. Jadi jangan malas
untuk “main” ke bagian kemahasiswaan fakultas. Be proactive!
5. Pelaksanaan penelitian
Ada beberapa tim yang lancar jaya mendapatkan kucuran dana. Tapi ada
juga tim yang tersendat-sendat dalam menerima kucuran dana. Untuk tim
yang tersendat-sendat dalam menerima kucuran dana, sebaiknya
mendiskusikan permasalahan ini dengan dosen pembimbing. Siapa tahu,
dosen pembimbing dapat mencarikan solusi mengenai permasalahan dana,
semisal memberikan pinjaman dana. Usahakan untuk tidak menunda
penelitian hingga dana dicairkan. Akibatnya bisa fatal, seperti
penelitian yang dilakukan tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
Bagaimana jika mengirimkan dua proposal kemudian kedua proposal
tersebut lolos pendanaan? Apakah diperbolehkan untuk menjalani keduanya?
Mengingat dalam panduan penulisan PKM DIKTI disebutkan bahwa Seorang
mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul PKM yang
disetujui untuk didanai. Hal ini didasarkan pada kewajaran alokasi waktu
bagi pelaksanaan kegiatan PKM dan kegiatan belajar mahasiswa. Di
samping memberi kesempatan sebanyak mungkin mahasiswa yang terlibat.
Sebenarnya sah-sah aja kalau mau menjalankan kedua penelitian
tersebut. Asalkan kita dapat membagi waktu dengan baik. Sebaiknya sih
dipikirkan kembali, apakah kita sanggup menjalaninya? Kalau sanggup,
lanjutkan sampai akhir hingga mendapatkan medali emas!
Nah, ketika memilih untuk menjalani keduanya, sampaikan hal ini ke
teman-teman anggota tim. Supaya mereka mengetahui keadaan yang sedang
dihadapi. Kemudian disusun kembali strategi dan rencana yang harus
dilakukan agar kedua penelitian tersebut dapat berjalan.
6. Mendokumentasikan penelitian
Mendokumentasikan penelitian tidak hanya diartikan dengan mengambil
foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Mendokumentasikan
penelitian adalah mengatur dan menyimpan penelitian ke dalam bentuk
dokumen. Nah, agar dokumen yang dibuat lebih rapi, sebaiknya siapkan
satu buah buku khusus yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam buku
tersebut, kita tidak hanya menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan
materi penelitian saja, tetapi juga dapat menuliskan keluh kesah,
membuat doodle, memasukkan gambar, atau hal-hal lain yang mungkin tidak
terkait langsung dengan penelitian tersebut. Dengan
mendokumentasikannya, kita akan lebih mudah untuk meneruskan penelitian
tersebut suatu hari nanti, bahkan memudahkan juga untuk meminta
perlindungan hak intelektual. Kalau bisa, catatan penelitian ini
dilakukan setiap hari. Dengan demikian, kita dapat melihat perkembangan
penelitian dari hari ke hari.
Oia, jangan lupa juga untuk menuliskan catatan keuangan. Pisahkan
buku catatan keuangan dengan buku catatan penelitian. Usahakan untuk
meminta bon-bon atau kuitansi yang berkaitan dengan pengeluaran. Agar
tidak hilang, sebaiknya setiap bon atau kuitansi langsung ditempelkan di
buku catatan keuangan dengan menggunakan staples.
7. Mempersiapkan laporan monitoring dan evaluasi
Sebenarnya dengan mendokumentasikan penelitian, secara tidak langsung
kita telah mempersiapkan laporan monitoring dan evaluasi. Untuk laporan
monitoring dan evaluasi, sebaiknya diketik dengan rapi dan masukkan
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian saja. Siapkan juga laporan
keuangan yang telah tersusun dengan baik.
8. Menyiapkan presentasi
Pada bulan Mei, DIKTI akan menyelenggarakan monitoring dan evaluasi
(monev) dalam bentuk presentasi. Buat presentasi yang menarik dan tidak
membosankan. Jangan terlalu banyak kalimat dalam satu slide, maksimal
hanya ada enam baris kalimat. Karena dalam presentasi, fokus utamanya
bukan slide yang ditampilan tapi penjelasan yang akan kita sampaikan
dari slide tersebut. Jadi ga perlu pakai flash atau program yang rumit,
pakai power point pun bisa. Ingat, menarik itu tidak perlu rumit. Setiap
tim akan diberikan waktu presentasi yang sangat terbatas, hanya 10-15
menit, maka sampaikan hal-hal yang penting. Buatlah sebuah pembukaan
yang menarik karena dua menit pertama akan mempengaruhi juri untuk
melihat seluruh presentasi. Penutupnya pun harus menarik, jangan sampai
ngejomplang antara pembukaan dan penutupan. Tonjolkan kelebihan dari
penelitian ini dengan memperlihatkan keseriusan dan minat yang besar
terhadap penelitian. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti
memunculkan dokumentasi kegiatan, laporan keuangan, jaringan kemitraan
penelitian, adanya kebermanfaatan terhadap masyarakat, dan
keberlangsungan kegiatan setelah PIMNAS selesai. Ketika menjelaskan pun,
jangan menggunakan istilah yang rumit karena belum tentu juri yang akan
menilai mempunyai latar belakang yang sama dengan peserta. Selain itu,
tekankan pula bahwa penelitian ini tidak memerlukan biaya mahal, serta
menggunakan hal-hal yang sederhana dan mudah diaplikasikan. Oia, sebelum
presentasi, siapkan handout presentasi, serta laporan penelitian dan
laporan keuangan dalam versi ringkas (Jangan membuat laporan terlalu
panjang karena juri akan sibuk membaca daripada mendengarkan penjelasan
kita, jika penjelasan yang dilakukan tidak menarik. Sebaiknya tidak
lebih dari 3-5 halaman). Kemudian serahkan hal-hal tersebut kepada juri.
9. Berdoa
Penelitian, udah. Membuat laporan penelitian dan laporan keuangan,
udah. Monitoring dan evaluasi, udah. Selanjutnya apa lagi? Tentu saja,
BERDOA..
Menuju Lolos PIMNAS
Setelah lolos tahap awal seleksi DIKTI, proposal penelitian kita akan
didanai. Nah, setelah itu akan ada tahap monitoring dan evaluasi
(monev) terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Monev akan
dilakukan dalam bentuk presentasi. Buat presentasi yang menarik dan
tidak membosankan. Jangan terlalu banyak kalimat dalam satu slide, maksimal hanya ada enam baris kalimat. Karena dalam presentasi, fokus utamanya bukan slide yang ditampilan tapi penjelasan yang akan kita sampaikan dari slide tersebut. Jadi ga perlu pakai flash atau program yang rumit, pakai power point pun bisa. Ingat, menarik itu tidak perlu rumit.
Setiap tim akan diberikan waktu presentasi yang sangat terbatas,
hanya 10-15 menit, maka sampaikan hal-hal yang penting. Buatlah sebuah
pembukaan yang menarik karena dua menit pertama akan mempengaruhi juri
untuk melihat seluruh presentasi. Penutupnya pun harus menarik, jangan
sampai ngejomplang antara pembukaan dan penutupan.
Tonjolkan kelebihan dari penelitian ini dengan memperlihatkan
keseriusan dan minat yang besar terhadap penelitian. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan, seperti memunculkan dokumentasi kegiatan, laporan
keuangan, jaringan kemitraan penelitian, adanya kebermanfaatan terhadap
masyarakat, dan keberlangsungan kegiatan setelah PIMNAS selesai.
Ketika menjelaskan pun, jangan menggunakan istilah yang rumit karena
belum tentu juri yang akan menilai mempunyai latar belakang yang sama
dengan peserta. Selain itu, tekankan pula bahwa penelitian ini tidak
memerlukan biaya mahal, menggunakan hal-hal yang sederhana dan mudah
diaplikasikan.
Menjadi Juara di PIMNAS
Dapat pengumuman lolos PIMNAS? Eits, jangan senang dulu. Masih ada sekitar 100 tim yang harus dikalahkan.
Show off!!
Itu kata kuncinya untuk tahap terakhir. Penilaian tahap terakhir ini
tidak jauh berbeda dengan penilaian pada tahap kedua. Keluarkan segenap
kemampuan. Tambahkan fakta-fakta dan hal-hal detail yang belum sempat
tersampaikan pada tahap monev, seperti perkembangan penelitian. Kalau
ada produk yang dihasilkan dari penelitian ini, tunjukkan pada juri
bagaimana wujud dari produk tersebut dan cara kerjanya. Juri itu senang
dengan sesuatu yang kongkrit. Setelah presentasi, jangan lupa banyak
berdoa.
We do the best and God do the rest
B. PENCERDASAN PKM-GAGASAN TERTULIS
Apa sih PKM-GT itu?
PKM-GT merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber
dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa. Gagasan yang dituliskan
mengacu kepada isu aktual yang dapat ditemukan di masyarakat dan
memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas dan realistik. Atau
dengan kata lain, PKM-GT merupakan wahana mahasiswa dalam berlatih
menuliskan ide – ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan –
persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya
unik, kreatif, dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat
solusi dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa
umumnya cenderung pandai mengungkapkan fakta – fakta sosial, namun
melalui PKM-GT, level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut sampai
sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu memberi atau
menawarkan solusi.
Nah itu tadi definisi versi beratnya. Gampangnya sih, PKM-GT itu
merupakan suatu karya tulis yang dibuat oleh mahasiswa mengenai suatu
permasalahan (nggak harus masalah sih, bisa juga ide kreatif kita atau
kalian tentang suatu topik) yang ada di masyarakat atau di sekitar dan
solusi yang dapat kita tawarkan. Atau dengan kata lain, kita itu
menuangkan suatu gagasan kita mengenai suatu topik atau permasalahan dalam bentuk tulisan.
Dan tema tulisan itu tidak harus sesuai dengan bidang yang kita
pelajari saat ini kok. Bisa saja kita sebagai mahasiswa mesin ini justru
mengangkat isu – isu sosial dalam PKM-GT kita, sah – sah saja, karena
PKM-GT itu sendiri merupakan suatu lomba yang multi disiplin ilmu.
Sesuai namanya yang ada embel – embel “Gagasan Tertulis”, maka
PKM-GT ini tidak menuntut kita untuk telah melakukan suatu eksperimen atau riset terlebih dahulu, melainkan
hanya memerlukan gagasan atau ide kreatif kita saja terhadap suatu topik atau masalah.
Buat yang masih bingung, PKM GT adalah semacam artikel ilmiah yang
bersumber dari gagasan (ide) kelompok mahasiswa. Gagasan ini merupakan
solusi yang cerdas dan realistis bagi persoalan atau isu aktual yang ada
di masyarakat. Contohnya, penerapan teknologi bluetooth dalam sistem angkutan umum untuk mengatasi kemacetan karena banyak bus dan angkot yang nge-tem menunggu penumpang. Idebluetooth ini,
yang berasal dari Beng Tito, Zulandri M. (FTUI-2008), dan Destiana
Widyaningrum (FKMUI-2008), meraih juara favorit di kategori PKM GT
PIMNAS XXIV di Makassar. Contoh lainnya, hotel hewan ternak di daerah
rawan bencana untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat akan hewan
ternaknya. Kekhawatiran ini sering membuat masyarakat enggan mengungsi
demi melindungi hewan mereka. Hotel ternak memberi solusinya.
Inti dari PKM GT ini adalah solusi yang kreatif dan unik, namun juga
bisa direalisasikan. Berdasarkan informasi pada panduan PKM PIMNAS XXV,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penulisan PKM GT ini:
- Kreatif dan Objektif. Artinya tulisan tidak subjektif, didukung fakta dan data yang memadai, dan no plagiarism.
- Logis dan sistematis. Pada intinya terdapat unsur-unsur identifikasi
masalah, analisis-sintesis, kesimpulan, dan saran-saran. Poin ini lebih
ke bahasa dan alur penulisan yang jelas dan mengalir.
- Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains
- Materi tulisan tidak harus sesuai dengan bidang ilmu yang diambil
mahasiswa. Jadi, tidak ada larangan bagi mahasiswa teknik atau sains
membuat PKM seputar persoalan sosial di masyarakat, begitu pula
sebaliknya.
Sama seperti PKM Kegiatan, PKM GT juga ditulis secara berkelompok.
Satu tim terdiri atas 3-5 orang mahasiswa S1 atau Diploma yang masih
aktif dan dianjurkan berasal dari dua angkatan yang berbeda. Nih sifat
dan isi tulisan PKM-GT menurut buku panduan PKM :
Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Kreatif dan Objektif
- Tulisan berisi gagasan kreatif yang menawarkan solusi suatu permasalahan yang berkembang di masyarakat.
- Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak bersifat subjektif
- Tulisan didukung data dan/atau informasi terpercaya
- Bersifat asli (bukan jiplakan) dan menjauhi duplikasi
2. Logis dan Sistematis
- Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut
- Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur – unsur identifikasi
masalah, analisis – sintesis, kesimpulan dan sedapat mungkin memuat
saran – saran.
3. Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka
4. Materi Karya Tulis
Materi karya tulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu
yang sedang ditekuni oleh mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada
mahasiswa yang memiliki ide kreatif dan mampu menuangkannya dalam bentuk
tulisan, walaupun yang bersangkutan tidak sedang belajar formal dalam
bidang tersebut. Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.
Perbedaan dengan PKM-AI apaan?
Nah, kalau PKM-AI itu merupakan karya PKM yang berbentuk Artikel
Ilmiah, dalam artian karya tulis yang dibuat itu mengacu kepada kepada
kegiatan yang telah selesai dilakukan oleh mahasiswa tersebut, bisa
berupa penelitian, skripsi, kuliah kerja, dll. Contoh gampangnya begini,
misalnya mahasiswa A telah selesai melakukan riset atau penelitian
tentang pengaruh intensitas permainan gaplek terhadap kemampuan
berhitung, maka hasil penelitian itu dibuat dan dipublish dan bisa
dilombakan dalam lomba PKM-AI. Bedanya dengan PKM-GT kalau PKM-GT itu
hanya perlu murni ide atau gagasan, kalau PKM-AI kita perlu suatu kegiatan dulu,
bisa berupa penelitian atau riset baru bisa kita buat PKM-AI nya.
Output dari PKM-AI ini juga berbeda dengan PKM-GT dan PKM lainnya, kalau
PKM-GT dan PKM lainnya outputnya untuk dilombakan dalam PIMNAS, kalau
PKM-AI outputnya agar hasil karya tulis tadi dapat di publish sebagai
suatu jurnal ilmiah. Kira – kira begini ilustrasinya agar lebih mudah
dimengerti :
Buat apa sih ikut PKM gini?
Wah, kalau kalian tanya saya sih, jawabannya gampang aja : Gold and
Glory (and girl, maybe). Karena PIMNAS itu setiap tahun diselenggarakan
di kota – kota yang berbeda, tahun ini diselenggarakan di Makassar, dan
segalanya mulai dari akomodasi sampai makan ditanggung! Kapan lagi makan
gratis bro! Dan juga untuk PKM-GT yang terpilih untuk ke PIMNAS (Cuma
sekadar terpilih lho, nggak harus medali emas) berhak mendapatkan
insentif sebesar 3 juta rupiah! Duit bro!
Yahh, tapi itu kalau saya sih teman – teman. Tentu saja biasanya
segala sesuatu yang hanya didasari oleh uang dan kejayaan semata nggak
bakal sukses kan. Tentu ada hal lain yang lebih penting, yaitu sebagai
wujud pengabdian masyarakat. Siapa tau dengan ide – ide kreatif yang
kita tulis ini, dapat diaplikasikan secara luas dalam kehidupan, dan
tentunya bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan bagi negara kita
Indonesia. Selain itu, kita juga bisa mengangkat nama departemen
tercinta kita ini, Departemen Teknik Mesin yang katanya jago di lapangan dan jaya di ruangan.
Keren kan, kalau misalnya wakil dari mesin bisa berbicara banyak di
ajang PIMNAS ini. Masa kita mau kalah sama anak – anak departemen lain,
apalagi sama mahasiswa dari universitas lain. Jadi Departemen Teknik
Mesin kita ini semakin disegani, bukan hanya karena pembinaannya yang
paling bagus dan juga bukan hanya karena gaplek kita nomor satu, tapi
juga karena kita ini keren bisa menghasilkan karya – karya yang
bermanfaat seperti PKM ini! Makin klop dong, kita sebagai mahasiswa
mesin ini bakal terkenal karena solid, berani, tampan, cerdas, gaul, dan
juga INOVATIF dan KREATIF!
Makanya teman – teman sekalian, jangan ragu untuk ikut PKM ini!
Eksplor diri kalian, eksplor lingkungan sekitar, maksimalkan kreatifitas
kalian, dan buat mesin bangga memiliki keluarga yang cerdas dan kreatif
seperti kalian!
Bagaimana Alur PKM GT Sampai ke PIMNAS?
Nah, untuk PKM GT, berbeda dengan PKM Kegiatan. PKM ini tidak melalui
tahap pelaksanaan. Jadi, setelah kita mengumpulkan ke pihak rektorat di
masing-masing universitas, PKM GT kita akan dibawa ke DIKTI. Di sana,
dewan juri akan menyeleksi karya kita. Bagi yang lolos di DIKTI,
otomatis akan langsung diikutsertakan dalam PIMNAS XXV di Yogya di mana
kita mempresentasikan gagasan kita. Walau gagasan tak direalisasikan,
jangan khawatir, PKM GT yang sampai di PIMNAS (tidak harus juara) akan
mendapat insentif sebesar tiga juta rupiah per proposal.
PKM GT, dari nama nya aja udah keren banget kan, PKM Gagasan
Tertulis. Kalau kita ngomongin soal PKM yang satu ini, tentu hal yang
paling mudah untuk menggambarkannya adalah membuat ide-ide yang ada di
kepala kita menjadi sebuah karya tulis. Karya tulis itu bukan hal yang
serem dan sulit kok, hanya sebuah tulisan hasil buah pikiran kita yang
kita nyusunnya berdasarkan suatu format dan sistematika penulisan
tertentu. Terus sekarang yang kita butuhin apa dong supaya bisa keluar
tuh PKM GT dengan nama kita di sampul depannya. Yang jelas cuma dua hal
yang kita butuhin, IDE dan KEMAUAN UNTUK MENULIS.
Nih ada bebarapa cara buat kamu semua yang kesulitan dalam dua hal diatas (mencari ide dan menuliskannya).
I. MENCARI IDE
Kalau kita ngomongin ide, tentunya tiap orang punya caranya
masing-masing untuk mendapat idenya masing masing. Kalau melihat apa
yang dilakukan oleh orang orang jaman dahulu, mencari atau lebih
tepatnya mendapatkan ide adalah sesuatu yang benar benar unik. Contohnya
Thomas Alva Edison, dia menemukan filamen pertama untuk bohlam lampu
setelah terinspirasi oleh serpihan gagang pensilnya yang jatuh akibat
digores-goreskan ke wadah lampu minyak. Issac Newton sang ahli
matematika dan fisika itu menemukan fenomena gravitasi setelah kepalanya
terantuk oleh apel yang jatuh dari pohon saat ia tidur di bawahnya. Ada
banyak ide dan sumber ide di sekitar kita, sebanyak kita mau melihat
apa sih yang ada di sekeliling kita. Ada beberapa hal yang bisa
dijadikan referensi untuk memperoleh ide
Browsing di Internet
Ini nih sumber yang paling luas dan paling lengkap kalo kita mau
nyari ide, sekedar ketik keyword yang ingin kita selidiki, lantas akan
kita dapatkan berjuta juta informasi di dalamnya. Dengan internet hal
hal yang sulit tercapai di belahan Bumi Indonesia sana bisa tergapai
dengan mudahnya oleh kita. Atau kalau mau yang agak mudah bisa deh tuh
search hasil hasil PKM yang udah diterima tahun tahun sebelumnya, barang
kali bisa jadi inspirasi. Tapi inget, jangan PLAGIAT. Sekedar untuk
nyari informasi aja kan boleh terus kita improvisasi sendiri deh.
Baca Koran
Koran di era kebebasan berpendapat saat ini memiliki potensi yang
luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi. Banyak hal yang bisa kita
ambil dari koran, baik itu terkait isu politik, permasalahan ekonomi,
perkembangan teknologi dan masih banyak lagi. Udah gitu banyak juga kan
yang jualan koran di Kantek, ya sekali kali boleh lah waktu adik adik
kecil itu menawarkan koran ke kita, kita beli buat nyari inspirasi dan
minta doaian sama adiknya biar bisa dapet ide.
Pengalaman
Kayanya ini yang paling sulit buat orang yang dari SMA kerjaannya
cuma ke sekolah terus pulang. Karena pengalaman itu cenderung sebanding
sama banyaknya aktifitas yang kita lakukan. Nah dari sekian banyak
pengalaman itu lah mungkin saja ada satu atau dua yang sangat
menginspirasi dan menarik untuk dibuat tulisan. Misalnya nih ya,
pengalaman kemalingan tas di stasiun atau kereta. Dari situ kita bisa
teliti lagi, ada ga sih solusi buat permasalahan itu? Mungkin tas yang
otomatis bunyi waktu diambil orang dari pundak kita, atau tas yang bisa
kamuflase jadi ga bakal ketauan kalo kita lagi bawa tas atau ga. Intinya
coba deh inget-inget lagi pengalaman kita selama 17 – 22 tahun hidup
ini, siapa tau ada hal hal menarik di dalamnya yang bisa dijadiin ide di
PKM GT ini.
Tanya Dosen atau Senior
Ini nih yang harusnya jadi budaya kita, TW-TW a.k.a Transfer Wawasan.
Senior yang dimaksud disini banyak lho.Bisa senior yang dulunya pernah
ikutan bikim PKM. Senior yang dulunya ga ikutan bikin PKM juga bisa.
Kenapa? Ga bisa disangkal senior itu bisa jadi lebih tau banyak hal dari
pada kita. Makanya budaya TW-TW juga jangan cuma buat sekedar disaat
masih masa pembinaan aja, tapi diLANJUTKAN.
Nah kalau untuk dosen sebenernya sama aja, hanya caranya yang mungkin
berbeda. Harus lebih sopan dan formal. Dalih paling gampang kalau buat
deketin dosen sih ya sambil minta beliau jadi dosen pembimbing PKM kita.
Tapi kalo untuk yang satu ini kita harus terlihat cerdas juga di depan
dosen tersebut, jangan sampai malahan kita terlihat kosong di depan
dosennya.
Oke, empat hal diatas kayanya udah cukup banyak buat dicoba dilakukan
dalam upaya kita nyari ide. Nah ada satu hal penting nih yang mungkin
masih belum jelas buat teman teman semua. PKM GT itu tidak terbatas pada
tema spesifik kaya lingkungan hidup, politik, sosial atau teknologi.
PKM GT itu adalah PKM yang menekankan pada aspek kreatifitas, hal hal
yang berkaitan dengan bidang keilmuan itu tidak signifikan dalam
penilaian PKM GT ini.Oleh karena itu PKM ini memiliki beberapa sifat
(lihat postingan sebelum ini soal pembukaan PKM GT dan AI), dan yang
paling pertama adalah Kreatif dan Objektif. So ga ada alasan nih buat
anak teknik UI buat ga bisa ngirim PKM GT. Karena kita mahasiswa yang
paling Gaya se UI.
II. MENULIS PKM
Problem selanjutnya yang muncul ketika ngebuat PKM adalah menuliskan
idenya. Nah di sini kita akan kasih gambaran singkat proses menulis PKM
itu dari bagian paling depan sampai paling belakang proposal PKM nya.
1. Bagian Awal
Di bagian ini isinya sederhana teman teman yaitu halaman judul,
lembar pengesahan, kata pengantar (yang ini jangan diisi sama khotbah
jumatan ya teman teman
), Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar Lampiran (kalau ada) dan Abstrak (abstrak itu sama aja kaya ringkasan).
Bagian terpenting dari bagian ini itu adanya di Judul dan Abstrak.
Reviewer pada umumnya ga akan meriksa sampai ngebuka buka PKM kita
semuanya, tapi mereka akan lihat dari judul yang eye catching dan
abstrak yang jelas dan berkualitas. Karena seharusnya tanpa melihat PKM
kalian pun seorang pembaca akan bisa mengetahui isinya lewat abstrak
itu. Jadi abstraknya dikerjain terakhir ya teman teman walaupun
ditaruhnya di depan.
2. Bagian Inti
Bagian inti, namanya juga inti, maka didalam sini lah kalian menuangkan semua ide kalian tersebut. Didalamnya ada
Pendahuluan, di dalam sini kita harus ngejelasin apa yang menjadi
latar belakang kita memilih judul PKM kita dan Tujuan dan Manfaat yang
ingin diperoleh melalui ide kita itu.
Gagasan, ini nih yang biasanya paling lama bikinnya, tapi gampang lho kalo kita ikutin alur berfikirnya.
Pertama, tulis kondisi terkini yang mendasari gagasan kalian itu
(bisa sebutin tuh sumber sumber informasi yang kalian udah cari).
Kedua, jelaskan solusi solusi yang udah ada untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dari poin pertama di atas.
Ketiga, evaluasi solusi yang udah ada itu terhadap kondisi permasalahan yang ada.
Keempat, jelasin pihak pihak yang bisa membantu mengimplementasikan
gagasan kalian dan peran mereka di gagasan kalian itu apa aja.
Kelima, jelasin step by step langkah yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan kita sampai tujuannya tercapai.
Kesimpulan, nah di sini kita harus menyimpulkan hal hal yang udah
dibicarain di Pendahuluan dan Gagasan terkait Gagasan yang kita ajukan
itu sendiri, Teknik Implementasi yang dilakukan dan Prediksi hasil dan
manfaatnya.
3. Bagian Akhir
Disini isinya adalah daftar pustaka, daftar riwayat hidup(nah buat
yang mau narsis disini bisa nih karena isinya adalah nama, TTL, karya
ilmiah yang pernah dibuat dan penghargaan yang pernah diperoleh), dan
lampiran (foto dan data pendukung).
Nah udah jelas belum teman teman langkah langkah yang kalian harus lakuin buat bikin PKM GT di PIMNAS . Semoga udah jelas ya.
Ide-ide yang dapat lolos ke Pimnas adalah ide yang luar biasa.
“Jangan takut bermimpi! PKM GT adalah tempat yang tepat untuk
menceritakan mimpi-mimpi kita. Beberapa ide mungkin terasa gila, konyol,
dan terkesan tidak mungkin. Namun jangan sampai hal-hal ini menghambat
pemikiran kreatif kita. Konsepkan dengan matang. Hubungkan dengan latar
belakang masalah yang ingin diselesaikan. Mari ikut PKM GT!
III. PEDOMAN DAN REFERENSI PENULISAN PKM-GT
1. Panduan Format Penulisan Proposal Usulan PKM
http://dikti.go.id/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=132&Itemid=234
2. Lembaga Mahasiswa Sukses PIMNAS (UI to PIMNAS)
http://www.mediafire.com/?3nk4cus2kn32kvo
3. Apa itu PIMNAS?
http://www.mediafire.com/?2ttawai931ebm92
4. Teknik Penulisan Proposal PKM-Gagasan Tertulis
http://www.mediafire.com/?gaa6wcjdzgbsa6m
5. Teknik Presentasi PIMNAS
6. Contoh-contoh Proposal PKM (PKM Kegiatan dan AI)
7. Contoh Judul PKM yang mendapat penghargaan Dikti
8. Contoh dan Penjelasan PKM
Contoh dan Penjelasan PKM adalah Penjelasan konten dan syarat
administrasi yang telah disederhanakan dari pedoman dikti tahun terakhir
,tahun 2011. Tim UI to PIMNAS mengambil contoh PKM mahasiswa UI
terpilih dan memberikan keterangan yang perlu diperhatikan dalam
menyusun proposal PKM. Setiap jenis PKM terbagi menjadi 2 file :
- awal : halaman judul s/d daftar gambar
- inti : latar belakang s/d lampiran
PKM Karsa Cipta
PKM Kewirausahaan
PKM Penelitian
PKM Pengabdian Masyarakat
PKM Teknologi
PKM Gagasan Tertulis
PKM Artikel Ilmiah
Referensi ide-ide sebagai acuan level ide yang TELAH LOLOS DIDANAI
contoh surat kemitraan kerja sama PKM M temen saya dari IPB, kak
siti, yang dapet medali perak di PIMNAS XXIV Makassar kemaren..semoga
bermanfaat,teman2..
alur pengumpulan pkm di UI dan poin2 ringkasan syarat dan ketentuan pkm penting,cek di blog kita ya
tersendat dalam pencarian data dan tunjauan pustaka bwt nulis
pkm? silakan download, buah tangan dari rangers kelas ui to pimnas :
http://www.4shared.com/get/vdh5yPCk/Tutorial__-_Referensi_dari_Int.html
contoh surat kemitraan