Rabu, 06 Maret 2013

PKM DIKTI

1. PENCERDASAN UMUM PKM KEGIATAN
Apa sih PKM itu?
PKM merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti dalam meningkatkan kualitas peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa.
 Yah, kira – kira itu lah definisi PKM versi beratnya yang sulit dicerna. Pada intinya sih PKM itu merupakan suatu lomba karya tulis yang diselenggarakan oleh DIKTI. Nah, hasil karya tulis mahasiswa dalam bentuk PKM ini kemudian diseleksi oleh DIKTI untuk kemudian diambil beberapa terbaik dari seluruh Indonesia dan dilombakan di suatu ajang bernama PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). PKM yang dilombakan oleh DIKTI sendiri dibagi dalam 7 kategori, yaitu :
  • PKM – Penelitian (PKM-P)
  • PKM – Teknologi (PKM-T)
  • PKM – Karsa Cipta (PKM-KC)
  • PKM – Kewirausahaan (PKM-K)
  • PKM – Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
  • PKM – Artikel Ilmiah (PKM-AI)
  • PKM – Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Tips Menulis Usulan Proposal PKM
  1. Anda harus punya terlebih dahulu PEDOMAN PKM. Setelah itu tentukan jenis PKM yang ingin anda buat, apakah itu PKM-GT/AI
  2. Setelah menentukan jenis PKM, tentukan ide atau gagasan yang ingin anda buat. Sederhana saja
  3. Setelah itu kita cari informasi atau bahan atau apalah yang mendukung dan yang dibutuhkan untukide tersebut.
  4. Minta contoh Proposal PKM yang sudah lolos didanai DIKTI, bisa dari senior atau dari teman anda (Ingat… kalau anda baru pertamakali membuat, langkah ini sangat penting supaya anda punya sedikit gambaran mengenai cara membuat proposal. Tapi kalau anda bukan PEMULA, anda boleh saja langsung membuat tanpa harus CTM = Contoh Tiru Modifikasi).
  5. Cari dosen pebimbing dan anggota (harus ada 1 anggota yang beda angkatan) kemudian kita coba membuat proposal PKM, tentu saja dengan berpedoman pada PEDOMAN PKM 2011 dan kita buat sesuai dengan informasi atau bahan yang kita cari tadi (bersifat relatif jadi disesuaikan dengan kondisi terkini).
  6. Apabila ada kesulitan dalam membuat proposal misal di metode atau latar belakang atau rancangan dana atau apa, anda jangan sekali-kali berhenti karena akan membuat semangat anda menurun, lebih baik dilewati dan mencoba membuat bab atau sub bab lainnya.( Anda bisa juga copy paste dari contoh proposal yang sudah lolos tapi ingat harus menggunakan ilmu CTM = Contoh Tiru Modifiksai, jadi tidak asal copy paste 100%)
  7. Konsultasikan kepada pebimbing
  8. Lengakapi isi proposal dan konsultasikan kepada pebimbing
  9. Edit kembali dan lakukan pengecakan ulang. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi ada yang salah ketik atau yang masih kurang.
Kiat Sukses Menyusun PKM
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif.  Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmunya masing-masing. Sampai saat ini terdapat lima jenis kegiatan PKM yang ditawarkan, yaitu:
PKM Penelitian (PKMP) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkreasi melalui penelitian sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing, baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin.
PKM Penerapan Teknologi (PKMT) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi melalui penciptaan jasa seperti pembukaan, pemasaran, penataan ruang produksi dll; atau karya teknologi seperti peralatan, prototipe, model, proses dll yang diperlukan oleh kelompok,  masyarakat produktif, kelompok usaha tani, industri kecil, maupun pedagang kecil sesuai dengan bidang ilmu masing-masing baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin.
PKM Kewirausahaan (PKMK) yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi atau berinovasi melalui penciptaan keterampilan berwirausaha dan berorientasi pada keuntungan (profit).
PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan peningkatan kecerdasan, keterampilan, pengetahuan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan hidup, maupun pengembangan kelembagaan masyarakat
PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan penulisan ilmiah baik yang bersumber dari PKMP, PKMT, MKMK, PKMM maupun kegiatan ilmiah lainnya.
Seringkali mahasiswa / kelompok mahasiswa dalam upayanya mendapatkan dana melalui PKM ini  mengalami berbagai kesulitan dalam hal menemukan ide, penulisan, koordinasi kelompok, penyusunan anggaran dll yang berdampak pada rendahnya daya saing proposal yang dibuatnya.  Oleh sebab itu,  tulisan  ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa untuk menyusun proposal PKM yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan peluangnya untuk dibiayai.
Perlu diketahui, Apa itu kreativitas?
Dalam penulisan proposal PKM,  kata kunci terpenting adalah  “KREATIVITAS” yang merupakan ciri khas  program ini.  Oleh sebab itu, penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah susah untuk dapat lolos dan dibiayai.  Perlu ditekankan bahwa  PKM ini tidak sama dengan proposal yang disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya bersifat sangat  ilmiah.
Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini  menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah “The ability to make or otherwise bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new method or device, or a new artistic object or form”.  Sedangkan definisi  menurut Roget’s II Thesaurus, kreatif  itu adalah “ characterized by or productive of new things or new idea : innovative, inventive”  Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga  ciri, yaitu adalah “promoting construction or creation”, “having ability of power to create” dan “having the power or productive of new things or new ideas”.  Ide baru yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih kreatif.
Sebagai contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti “Komersialisasi produk bakso”, maka akan sulit bagi kelompok ini untuk mendapatkan dana PKM,  mengapa? Kita semua sudah tau bahwa produk bakso tersebut sudah sangat dikenal dimasyarakat.  Oleh sebab itu,  judul yang diajukan oleh kelompok mahasiswa ini menjadi “biasa-biasa” saja yang tidak ada unsur kreativitas didalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan kegiatan PKM yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat.  Lain halnya jika judul PKM di atas dirubah menjadi “Komersialisasi produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan aman untuk dikonsumsi”.  Dalam hal ini,  mahasiswa berusaha untuk memadukan hasil penelitian yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat dalam unsur “bakso” yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia.  Sumber kalsium yang digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan dari limbah pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya sangat murah.  Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk menjadi tepung tulang rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso yang dibuatnya.  Dengan mamadukannya dengan proses pembuatan yang higienis, maka tercipta bakso baru yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan menkonsumsi kalsium tinggi.  Sehingga disamping susu berkasium tinggi yang harganya relatif mahal, masyarakat diberi alternatif lain yang lebih murah, tanpa mengubah kegemarannya mengkonsumsi bakso.
Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah “Pemanfaatan limbah whey keju dalam pembuatan nata”  ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey.  Dalam pembuatan keju, sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah.  Apabila limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.  Dengan memanfaatkan limbah ini dan mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan kelompok mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.
Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan  warna putih dan rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco.  Kelompok mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata secara kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey.  Kualitas nata yang dihasilkan sangat baik, sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini dapat dibuat dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.
Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah “Ekstrak daun sirih sebagai obat mastitis pada sapi perah”  Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis.  Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi.  Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang terkena mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak.  Dalam pengobatan mastisis ini, biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh peternak rakyat.  Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan antibiotik.  Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan yang yang ramah lingkungan.
Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.
Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak dalam nilai kemutlakan ilmiah.  Perlu selalu diingat bahwa  sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya.  Sebagai contoh apabila ada kelompok mahasiswa yang mengajukan judul “mekanisme penyerapan kalsium dalam darah orang dewasa”, maka kemungkinan besar evaluator menilai  proposal yang diajukan dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak mengandung untur kreativitas.  Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana mahasiswa menulis proposalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM.
Anda ingin berhasil?
Beberapa kiat-kiat berikut diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan  lolosnya proposal anda:
1. Pilihlah judul dan topik yang menarik.
         Biasanya hal yang paling pertama dilihat oleh evaluator pada proposal PKM adalah judul dan topik PKM yang  diajukan.  Oleh sebab itu, usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin.  Jika dibandingkan antara dua judul berikut “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari mentimun dan bengkuang” dan “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari feces dan urine sapi”, tentunya judul kedua lebih aneh dan menarik.  Tentu saja judul yang menarik saja tidak menjamin proposal tersebut pasti lolos.  Penyusun proposal harus dapat menyakinkan evaluator bahwa dengan berbekal pengetahuan yang sudah ada (tercermin dari tinjauan pustaka), metode pelaksanaannya (tercermin pada materi dan metode), serta keberhasilan pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan pembiayaanya),  ide yang tercantum pada judul proposal tersebut dapat terealisasikan dengan baik.  Sering juga evaluator menghadapi suatu kenyataan bahwa banyak proprorsal yang judulnya sangat menarik, akan tetapi ternyata setelah dibaca isi proposalnya tidak mencerminkan dan mendukung judul tersebut, akibatnya evaluator tidak meloloskan proposal tersebut. Sebagai contoh pernah ada proposal yang diajukan  dengan judul “Sistem pengangkatan air tanah tanpa energi listrik di daerah papua”.  Judul ini sangat menarik bagi evaluator sebab jika PKM ini berhasil dengan baik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.  Setelah proposal tersebut dibaca seluruhnya ternyata kelompok mahasiswa ini merencanakan membuat sumur gali sebanyak 5 buah dengan kedalaman masing-masing 20 meter.  Selanjutnya untuk mengangkat air tanah digunakan timba yang dikerek dan  air tersebut dialirkan pada saluran yang dibuat ke rumah penduduk.  Jadi jelas bagi evaluator bahwa ide yang diusulkan tersebut sudah merupakan teknik yang telah diterapkan masyarakat luas di daerah lain.
Seringkali mahasiswa mengalami  kesulitan dalam membuat  ide awal yang akan ditulis dalam proposal.  Kita harus ingat bahwa untuk menjadi kreatif, kita harus dapat membuka belenggu kebiasaan yang ada.  Sebagai contoh dalam menulis sesuatu, ditabukan untuk menulisnya dengan menggunakan tinta merah dan dianjurkan untuk menulisnya dengan tinta warna hitam atau biru, rapi dan dengan haruf yang sama besarnya.  Kebiasaaan seperti ini tanpa kita sadari telah menjadi belenggu kreativitas kita.  Selama komposisi huruf dan warna menarik, tulis saja sesuai dengan imajinasi anda.  Tentu saja kita harus melanggar kebiasaan, yaitu dengan cara menulis kalimat dengan berbagai kombinasi huruf dan warna, termasuk warna merah didalamnya.  Jadi jika kita ingin berpikir kreatif, cara berpikir kita harus melewati batas-batas kebiasaan, tradisi  atau norma yang ada.
Selanjutnya setelah kita telah terbebas dari belengggu ini akan mengalir berbagai ide liar yang terpikir sesaat.  Ide-ide liar yang mengalir ini harus segera ditulis segera sebelum kita lupa.  Dalam menciptakan ide-ide ini kita tidak perlu takut membuat kesalahan, sebab nantinya setelah dicatat, kita harus kembali membaca dan merenungkan serta merangking ide-ide tersebut berdasarkan prioritas, realisasi ide dan peluangnya untuk berhasil didanai.  Dengan cara ini dalam satu hari saja  tidak menutup kemungkinan akan banyak sekali ide yang muncul dan diharapkan tidak ada lagi mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi PKM, dengan alasan tidak memiliki ide.
2. Tulis Proposal sesuai dengan panduan.
 Menulis proposal sesuai dengan format yang diminta oleh pihak DIKTI merupakan suatu keharusan.  Setelah membaca judul, biasanya evaluator melihat dulu apakah proposal yang akan dievaluasi tersebut sudah sesuai dengan format yang diminta.  Sering kali, karena mengejar batas akhir pengumpulan, proposal dikirim tanpa lembar pengesahan atau ada bagian-bagian yang seharusnya ada di proposal didak ada di dalam proposal.  Seleksi awal kelengkapan bagian-bagian yang harus ada dalam proposal PKM merupakan cara yang efektif bagi evaluator untuk menentukan kelayakan proposal tersebut untuk dibiayai.  Dalam hal ini bagaimana mungkin evaluator akan yakin bahwa kelompok mahasiswa tersebut dapat menjalankan program PKM nya, jika dalam menulis proposalnya saja sudah tidak lengkap dan jelas.  Oleh sebab itu, apabila sudah mendapatkan kesepakatan ide yang akan dituangkan dalam proposal, bacalah dan panduan penulisan PKM (biasanya dikirim ke masing-masing perguruan tinggi, atau dapat diperoleh melalui internet) dengan cermat dan ikuti semua persyaratan yang tercantum dalam format, termasuk didalamnya besar huruf, ukuran kertas, bagian-bagian yang harus ada, tata cara penulisan pustaka dll.  Jadi sangat disayangkan jika ide yang baik dari mahasiswa tidak didanai dalam kegiatan PKM, karena ditulis tidak sesuai dengan format.
3. Konsultasikan proposal dengan pakarnya.
Memang harus kita sadari bahwa kualitas sumber daya manusia dan antusiasme pembina kemahasiswaan dan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan PKM sangat bervariasi.  Ada perguruan tinggi yang sudah memiliki sistem pembinaan dan kaderisasi mahasiswa untuk mengikuti PKM yang sangat baik, akan tetapi tidak dapat kita pungkiri juga ada perguruan tinggi yang tampaknya kurang perduli dengan kegiatan PKM ini.  Biasanya di perguruan tinggi yang perduli dengan program PKM, penyebaran informasi PKM telah dilakukan dengan baik.  Disamping itu,  untuk meningkatkan minat biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan cara penyusunan proposal PKM secara teratur.  Di perguruan tinggi seperti ini biasanya, mahasiswa hampir tidak memiliki kesulitan untuk berkonsultasi dengan pakar (pembimbing), sebab pembimbing tersebut sudah terbiasa dan memiliki kemampuan yang memadai untuk meningkatkan motivasi,  menajamkan serta membungkus ide dari mahasiswa untuk menjadi proposal yang menarik.
Hal lain yang penting untuk diingat bahwa para pakar tersebut tentunya tidak hanya terdapat di laboratorium dan jurusan (departemen) dimana mahasiswa tersebut berada.  Mahasiswa harus secara aktif berkonsultasi dan mencari pakar yang diharapkan dapat membantu menuangkan idenya ke dalam proposal di luar bagian/laboratorium, di luar jurusan/depertemen, bahkan di luar fakultasnya.  Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasannya dan mempertajam idenya.
4. Bentuklah kelompok yang memiliki pengetahuan yang menunjang.
         Pembentukan kelompok penyusun proposal akan sangat menentukan keberhasilan suatu prorsal.  Oleh sebab itu, janganlah pola pemikiran kita terkungkung oleh kurungan laboratorium, bagian, jurusan atau fakultas dimana mahasiswa berada.  Sebagai contoh untuk judul PKM “Pembuatan alat pembuat tapioka tanpa ampas”,  komposisi anggota tim, harus berasal dari berbagai disiplin ilmu, yaitu teknik mesin untuk merancang peralatan, agronomi untuk mengetahui biologi dan stuktur fisik singkong, serta teknologi pangan untuk mengevaluasi kualitas pati tapioka yang dihasilkan.  Oleh sebab itu,  jika judul ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan mesin saja, dikhawatirkan akan ada unsur yang tidak terbahas dengan baik dan akan berakibat kurangnya kualitas proposal.
       Dalam rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri dari berbagai tingkat sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang berkelanjutan.  Hindari penyusunan seluruh angota kelompok yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir semuanya.  Perlu kita ingat bahwa rentang waktu dari pemberitahuan, pelaksanaan sampai ke PIMNAS sering kali memakan waktu 1 tahun.  Oleh sebab itu,  jika komposisi anggota tim semuanya terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, maka dikhawatirkan, pelaksanaan PKM tidak berjalan dengan baik sebab secara bersamaan mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas akhir.  Disamping itu sering kali judul PKM yang diundang ke PIMNAS tidak dapat dihadiri oleh anggota timnya, karena semua anggotanya telah lulus.  Kaderisasi merupakan kunci keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mempertahankan reputasi ilmiah mahasiswanya dalam ajang PKM.  Oleh sebab itu,  perguruan tinggi diharapkan dapat menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar prestasi ilmiahnya dapat menonjol dan konsisten.
        Disamping dua hal di atas, perlu juga diperhatikan keserasian dan kecocokan anggota tim.  Diharapkan bahwa semua angota tim memiliki penjabaran tugas yang jelas dan berbeda dengan anggota tim lainnya agar efisiensi dapat tercapai.  Oleh sebab itu,  di dalam pedoman penyusun proposal PKM diharuskan untuk mencantumkan Riwayat Hidup lengkap bagi ketua dan anggota kelompok, serta pembimbing.  Dalam hal ini,  evaluator akan menilai  kesesuaian bidang mahasiswa dan pembimbing dengan topik yang diajukan.  Hal ini penting untuk dinilai agar ada suatu jaminan bahwa kelompok tersebut dengan bimbingan pembimbing dapat melaksanakan dengan baik apa yang tertulis di proposal.
5. Pelajari kriteria penolakan.
           Sejalan dengan proses penulisan proposal, kriteria penolakan suatu proposal harus dipelajari dengan baik agar hal-hal yang menyebabkan ditolaknya suatu proposal dapat dihindari.  Masing-masing jenis PKM memiliki kriteria penolakan yang tertentu pula.  Sebagai contoh untuk PKMP dan PKMT  kriteria penolakannya adalah sebagai berikut:
  1. Latar belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan.  Perumusan masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas.  Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proposal.
  2. Kreativitas yang spesifik tidak diungkapkan.  Metode tidak dijelaskan dengan jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan penelitian/teknologi yang dirumuskan.  Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Metodologi Pelaksanaan yang tertulis di proposal.
  3. Luaran dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan.  Kreteria penolakan ini berhubungan dengan Luaran yang diharapkan yang tertulis di proposal
  4. Kemungkinan terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi mahasiswa diragukan.  Kriteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian untuk menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa yang tertulis di proposal
  5. Pembagian tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan.  Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian dalam hal pengembangan kemandirian dan semangat kerjasama tim bagi mahasiswa yang tertulis di proposal.
  6. Manfaat program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna diragukan.  Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian yang berhubungan dengan merangsang perkembangan kreativitas masyarakat yang tertulis di proposal
  7. Tidak sesuai dengan format inti pedoman.  Kreteria penolakan ini berhubungan dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proposal.
  8. Ruang lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan pembiayaan yang lebih tinggi dari pedoman.  Kreteria penolakan berhubungan dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proposal
  9. Alasan diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik.
    Dalam pembobotan penilaian,  unsur kreativitas (latar belakang perumusan maslaah, metodologi pelaksanaan dan luaran yang dihasilkan) memiliki  bobot 40%.  Unsur kegunaan program (bagi mahasiswa, masyarakat, dan kerjasama tim) memiliki bobot 40%.  Unsur kesesuaian  dengan format memiliki bobot 10%.  Unsur kesesuaian ruang lingkup program, jumlah anggota tim dan jumlah biaya memiliki bobot 10%.  (catatan : bobot penilaian dapat berobah dari satu periode pengusulan PKM ke periode berikutnya.  Baca Pedoman Penulisan Proposal PKM yang dikeluarkan oleh DP2M Dikti)
   Evaluator akan memberikan nilai untuk masing-masing kreteria penilaian ini dengan kisaran angka mulai dari satu sampai lima yang bermakna: 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 4(baik) dan 5 (sangat baik).  Batas nilai minimum lolosnya suatu proposal adalah 350.  Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi yang jitu agar proposal yang diajukan lolos.  Untuk dapat lolos, suatu proposal harus memiliki nilai minimum 4 untuk dua unsur utamanya, yaitu kreativitas dan kegunaan.  Jika nilai kedua unsur ini tidak mencapai empat, sudah dapat dipastikan proposal yang diajukan tidak lolos. (Catatan : kerteria lolosnya suatu proposal dapat dibaca di panduan resmi PKM).
6. Buatlah perencanaan secara menyeluruh.
      Penyusun proposal diharapkan dapat merencanakan seluruh kegiatan PKM nya dengan baik sebelum mengajukan proposal agar dapat mengantisipasi tahapan-tahapan yang akan dilalui.  Perencanaan ini harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh penyusun proposal apabila proposalnya kelak diterima.  Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Permintaan proposal ke perguruan tinggi.  Pengumuman ini biasanya dilakukan oleh DIKTI dan dikirimkan ke perguruan tinggi.  Disamping itu informasi tentang PKM dapat pula diperoleh melalui website DIKTI.  Pengumuman ini biasanya berisi tentang jenis PKM yang ditawarkan, pedoman penulisan dan batas akhir pengumpulan proposal.
  2. Proposal yang telah dikirimkan oleh masing-masing perguruan tinggi selanjutnya dipilah-pilah dan diberikan lembaran identitas sesuai dengan jenis PKM yang diajukan dan kode perguruan tinggi pengusul.
  3. Poporsal yang telah dipilah-pilah selanjutnya dibagikan ke pakar PKM untuk dievaluasi.  Setiap judul proposal akan dievaluasi oleh dua orang pakar secara independen.
  4. Dikti selanjutnya akan mengundang para evaluator ini  untuk memberikan kesempatan pada  pakar yang menilai proposal yang sama untuk menentukan proposal mana yang lolos dan proposal mana yang ditolak, setelah dibuat nilai rata-rata evaluator untuk masing-masing proposal.  Kedua evaluator selanjutnya membuat kesepakatan untuk menentukan berapa dana yang seharusnya dialokasikan untuk proposal yang diterima sesuai dengan ruang lingkup dan volume kegiatannya
  5. Hasil ini selanjutnya  akan dievaluasi oleh tim kecil untuk dilihat distribusi perguruan tinggi pengusul dan keseuaian dengan anggaran yang akan dialokasikan.
  6. Hasil evaluasi ini selanjutnya diumumkan secara serentak keseluruh perguruan tinggi pengusul.  Bagi proposal yang diterima dicantumkan besarnya biaya yang dialokasikan, sedangkan bagi proposal yang ditolak dicantumkan alasan penolakannya.
  7. Selanjutnya kelompok mahasiswa yang diterima proposalnya akan menerima dana pelaksanaan kegiatan PKM dan melaksanakan PKM selama 4 bulan.  Dana yang dialokasikan diberikan dalam dua tahapan, yaitu tahapan pelaksanaan sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% akan diberikan apabila telah menyerahkan laporan akhir kegiatan PKM.
  8. Menjelang akhir pelaksanaan kegiatan, DIKTI akan mengirimkan evaluator untuk menilai sampai sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan dan dinilai hasil pelaksanaannya.  Berdasarkan hasil pemantauan ini evaluator akan mengusulkan kelompok mana yang akan diundang menghadiri PIMNAS untuk menyampaikan hasil penelitiannya.
  9. Selanjutnya dengan menggabungkan hasil evaluasi di lapangan dan hasil yang disampaikan lewat Laporan Akhir,  ditentukan kelompok mana yang akan diundang ke PIMNAS.
  10. Di PIMNAS para finalis diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kegiatan PKM nya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk poster dan dalam bentuk presentasi oral.  Hasil ini selanjutnya akan dinilai oleh dewan juri untuk ditentukan kepompok mana yang akan mendapatkan penghargaan secara nasional.
Mengingat kegiatan PKM ini memiliki unsur khas yang berupa kreavitas, diharapkan kelompok pengusul harus mempelajari tujuan pelaksanaan PKM dan hal-hal lain yang telah diuraikan di atas.  Setelah mempelajari semuanya pengusul diharapkan dapat membuka belenggu kreativitas agar ide-ide dapat mengalir dengan deras.  Pengusul proposal juga diingatkan agar dapat menjadwalkan kegiatannya secara menyeluruh dan mentargetkan PKM nya sampai ke PIMNAS.  Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan motivasinya mengikuti kegiatan PKM.
Banyak sekali manfaat bagi mahasiswa dan institusi dengan mengikuti PKM ini.  Kegiatan PKM disamping dapat dikaitkan dengan penyelesaian tugas akhir, kegiatan ini sangat berguna untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa yang tidak semuanya dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan.  Disamping itu kegiatan PKM ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam kerja berkelompok.   Adalah merupakan suatu kebanggaan bagi mahasiswa dan institusi apabila dapat memenangkan penghargaan di PIMNAS yang merupakan ajang adu kualitas ilmiah di tingkat nasional yang paling bergengsi.
Apa yang harus dilakukan setelah PKM didanai Dikti
So, tanpa berpanjang lebar lagi, saya akan bercerita tentang hal-hal yang harus dilakukan setelah lolos seleksi pendanaan.
1. Bersyukur
Pertama-tama setelah mengetahui tim kita lolos seleksi pendanaan, jangan lupa untuk bersyukur. Jangan takabur karena pengumuman seleksi pendanaan adalah langkah pertama.
2. Kumpulkan anggota tim
Kumpul bersama anggota tim ini bertujuan untuk mempelajari kembali proposal yang telah dibuat. Biasanya sih, kita baru menyadari berbagai macam kekurangan ketika membaca kembali proposal penelitian dalam keadaan tenang. Matangkan pula strategi dan teknis-teknis pelaksanaan.
3. Kabari dosen pembimbing
Sebenarnya ga cuma sekedar memberikan kabar, tetapi juga berkonsultasi dan berdiskusi, terutama mengenai kekurangan-kekurangan yang baru ditemukan, strategi, dan teknis pelaksanaan.
4. Mengecek administrasi di Kemahasiswaan Fakultas
Setelah menerima surat dari DIKTI, Rektorat akan membuat surat pemberitahuan ke Fakultas. Kemudian pihak Kemahasiswaan Fakultas akan memberitahukan ketua tim. Tapi sayangnya pengumuman DIKTI ini diberitahukan ketika musim liburan. Akibatnya pemberitahuan ke mahasiswa menjadi terlambat karena bagian Kemahasiswaan Fakultas berasumsi mahasiswa tersebut tidak berada di kampus.
Surat pemberitahuan dari Rektorat ini penting banget karena berkaitan dengan permasalahan dana, seperti teknis penyerahan dana dan penandatanganan surat kontrak pendanaan penelitian. Jadi jangan malas untuk “main” ke bagian kemahasiswaan fakultas. Be proactive!
5. Pelaksanaan penelitian
Ada beberapa tim yang lancar jaya mendapatkan kucuran dana. Tapi ada juga tim yang tersendat-sendat dalam menerima kucuran dana. Untuk tim yang tersendat-sendat dalam menerima kucuran dana, sebaiknya mendiskusikan permasalahan ini dengan dosen pembimbing. Siapa tahu, dosen pembimbing dapat mencarikan solusi mengenai permasalahan dana, semisal memberikan pinjaman dana. Usahakan untuk tidak menunda penelitian hingga dana dicairkan. Akibatnya bisa fatal, seperti penelitian yang dilakukan tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
Bagaimana jika mengirimkan dua proposal kemudian kedua proposal tersebut lolos pendanaan? Apakah diperbolehkan untuk menjalani keduanya? Mengingat dalam panduan penulisan PKM DIKTI disebutkan bahwa Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul PKM yang disetujui untuk didanai. Hal ini didasarkan pada kewajaran alokasi waktu bagi pelaksanaan kegiatan PKM dan kegiatan belajar mahasiswa. Di samping memberi kesempatan sebanyak mungkin mahasiswa yang terlibat.
Sebenarnya sah-sah aja kalau mau menjalankan kedua penelitian tersebut. Asalkan kita dapat membagi waktu dengan baik. Sebaiknya sih dipikirkan kembali, apakah kita sanggup menjalaninya? Kalau sanggup, lanjutkan sampai akhir hingga mendapatkan medali emas!
Nah, ketika memilih untuk menjalani keduanya, sampaikan hal ini ke teman-teman anggota tim. Supaya mereka mengetahui keadaan yang sedang dihadapi. Kemudian disusun kembali strategi dan rencana yang harus dilakukan agar kedua penelitian tersebut dapat berjalan.
6. Mendokumentasikan penelitian
Mendokumentasikan penelitian tidak hanya diartikan dengan mengambil foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Mendokumentasikan penelitian adalah mengatur dan menyimpan penelitian ke dalam bentuk dokumen. Nah, agar dokumen yang dibuat lebih rapi, sebaiknya siapkan satu buah buku khusus yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam buku tersebut, kita tidak hanya menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan materi penelitian saja, tetapi juga dapat menuliskan keluh kesah, membuat doodle, memasukkan gambar, atau hal-hal lain yang mungkin tidak terkait langsung dengan penelitian tersebut. Dengan mendokumentasikannya, kita akan lebih mudah untuk meneruskan penelitian tersebut suatu hari nanti, bahkan memudahkan juga untuk meminta perlindungan hak intelektual. Kalau bisa, catatan penelitian ini dilakukan setiap hari. Dengan demikian, kita dapat melihat perkembangan penelitian dari hari ke hari.
Oia, jangan lupa juga untuk menuliskan catatan keuangan. Pisahkan buku catatan keuangan dengan buku catatan penelitian. Usahakan untuk meminta bon-bon atau kuitansi yang berkaitan dengan pengeluaran. Agar tidak hilang, sebaiknya setiap bon atau kuitansi langsung ditempelkan di buku catatan keuangan dengan menggunakan staples.
7. Mempersiapkan laporan monitoring dan evaluasi
Sebenarnya dengan mendokumentasikan penelitian, secara tidak langsung kita telah mempersiapkan laporan monitoring dan evaluasi. Untuk laporan monitoring dan evaluasi, sebaiknya diketik dengan rapi dan masukkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian saja. Siapkan juga laporan keuangan yang telah tersusun dengan baik.
8. Menyiapkan presentasi
Pada bulan Mei, DIKTI akan menyelenggarakan monitoring dan evaluasi (monev) dalam bentuk presentasi. Buat presentasi yang menarik dan tidak membosankan. Jangan terlalu banyak kalimat dalam satu slide, maksimal hanya ada enam baris kalimat. Karena dalam presentasi, fokus utamanya bukan slide yang ditampilan tapi penjelasan yang akan kita sampaikan dari slide tersebut. Jadi ga perlu pakai flash atau program yang rumit, pakai power point pun bisa. Ingat, menarik itu tidak perlu rumit. Setiap tim akan diberikan waktu presentasi yang sangat terbatas, hanya 10-15 menit, maka sampaikan hal-hal yang penting. Buatlah sebuah pembukaan yang menarik karena dua menit pertama akan mempengaruhi juri untuk melihat seluruh presentasi. Penutupnya pun harus menarik, jangan sampai ngejomplang antara pembukaan dan penutupan. Tonjolkan kelebihan dari penelitian ini dengan memperlihatkan keseriusan dan minat yang besar terhadap penelitian. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti memunculkan dokumentasi kegiatan, laporan keuangan, jaringan kemitraan penelitian, adanya kebermanfaatan terhadap masyarakat, dan keberlangsungan kegiatan setelah PIMNAS selesai. Ketika menjelaskan pun, jangan menggunakan istilah yang rumit karena belum tentu juri yang akan menilai mempunyai latar belakang yang sama dengan peserta. Selain itu, tekankan pula bahwa penelitian ini tidak memerlukan biaya mahal, serta menggunakan hal-hal yang sederhana dan mudah diaplikasikan. Oia, sebelum presentasi, siapkan handout presentasi, serta laporan penelitian dan laporan keuangan dalam versi ringkas (Jangan membuat laporan terlalu panjang karena juri akan sibuk membaca daripada mendengarkan penjelasan kita, jika penjelasan yang dilakukan tidak menarik. Sebaiknya tidak lebih dari 3-5 halaman). Kemudian serahkan hal-hal tersebut kepada juri.
9. Berdoa
Penelitian, udah. Membuat laporan penelitian dan laporan keuangan, udah. Monitoring dan evaluasi, udah. Selanjutnya apa lagi? Tentu saja, BERDOA..
Menuju Lolos PIMNAS
Setelah lolos tahap awal seleksi DIKTI, proposal penelitian kita akan didanai. Nah, setelah itu akan ada tahap monitoring dan evaluasi (monev) terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Monev akan dilakukan dalam bentuk presentasi. Buat presentasi yang menarik dan tidak membosankan. Jangan terlalu banyak kalimat dalam satu slide, maksimal hanya ada enam baris kalimat. Karena dalam presentasi, fokus utamanya bukan slide yang ditampilan tapi penjelasan yang akan kita sampaikan dari slide tersebut. Jadi ga perlu pakai flash atau program yang rumit, pakai power point pun bisa. Ingat, menarik itu tidak perlu rumit.
Setiap tim akan diberikan waktu presentasi yang sangat terbatas, hanya 10-15 menit, maka sampaikan hal-hal yang penting. Buatlah sebuah pembukaan yang menarik karena dua menit pertama akan mempengaruhi juri untuk melihat seluruh presentasi. Penutupnya pun harus menarik, jangan sampai ngejomplang antara pembukaan dan penutupan.
Tonjolkan kelebihan dari penelitian  ini dengan memperlihatkan keseriusan dan minat yang besar terhadap penelitian. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti memunculkan dokumentasi kegiatan, laporan keuangan, jaringan kemitraan penelitian, adanya kebermanfaatan terhadap masyarakat, dan keberlangsungan kegiatan setelah PIMNAS selesai.
Ketika menjelaskan pun, jangan menggunakan istilah yang rumit karena belum tentu juri yang akan menilai mempunyai latar belakang yang sama dengan peserta. Selain itu, tekankan pula bahwa penelitian ini tidak memerlukan biaya mahal, menggunakan hal-hal yang sederhana dan mudah diaplikasikan.
Menjadi Juara di PIMNAS
Dapat pengumuman lolos PIMNAS? Eits, jangan senang dulu. Masih ada sekitar 100 tim yang harus dikalahkan. Show off!! Itu kata kuncinya untuk tahap terakhir. Penilaian tahap terakhir ini tidak jauh berbeda dengan penilaian pada tahap kedua. Keluarkan segenap kemampuan. Tambahkan fakta-fakta dan hal-hal detail yang belum sempat tersampaikan pada tahap monev, seperti perkembangan penelitian. Kalau ada produk yang dihasilkan dari penelitian ini, tunjukkan pada juri bagaimana wujud dari produk tersebut dan cara kerjanya. Juri itu senang dengan sesuatu yang kongkrit. Setelah presentasi, jangan lupa banyak berdoa. We do the best and God do the rest :)
B. PENCERDASAN PKM-GAGASAN TERTULIS
 Apa sih PKM-GT itu?
 PKM-GT merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa. Gagasan yang dituliskan mengacu kepada isu aktual yang dapat ditemukan di masyarakat dan memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas dan realistik. Atau dengan kata lain, PKM-GT merupakan wahana mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide – ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan – persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya unik, kreatif, dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya cenderung pandai mengungkapkan fakta – fakta sosial, namun melalui PKM-GT, level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut sampai sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu memberi atau menawarkan solusi.
 Nah itu tadi definisi versi beratnya. Gampangnya sih, PKM-GT itu merupakan suatu karya tulis yang dibuat oleh mahasiswa mengenai suatu permasalahan (nggak harus masalah sih, bisa juga ide kreatif kita atau kalian tentang suatu topik) yang ada di masyarakat atau di sekitar dan solusi yang dapat kita tawarkan. Atau dengan kata lain, kita itu menuangkan suatu gagasan kita mengenai suatu topik atau permasalahan dalam bentuk tulisan. Dan tema tulisan itu tidak harus sesuai dengan bidang yang kita pelajari saat ini kok. Bisa saja kita sebagai mahasiswa mesin ini justru mengangkat isu – isu sosial dalam PKM-GT kita, sah – sah saja, karena PKM-GT itu sendiri merupakan suatu lomba yang multi disiplin ilmu. Sesuai namanya yang ada embel – embel “Gagasan Tertulis”, maka PKM-GT ini tidak menuntut kita untuk telah melakukan suatu eksperimen atau riset terlebih dahulu, melainkan hanya memerlukan gagasan atau ide kreatif kita saja terhadap suatu topik atau masalah.
Buat yang masih bingung, PKM GT adalah semacam artikel ilmiah yang bersumber dari gagasan (ide) kelompok mahasiswa. Gagasan ini merupakan solusi yang cerdas dan realistis bagi persoalan atau isu aktual yang ada di masyarakat. Contohnya, penerapan teknologi bluetooth dalam sistem angkutan umum untuk mengatasi kemacetan karena banyak bus dan angkot yang nge-tem menunggu penumpang. Idebluetooth ini, yang berasal dari Beng Tito, Zulandri M. (FTUI-2008), dan Destiana Widyaningrum (FKMUI-2008), meraih juara favorit di kategori PKM GT PIMNAS XXIV di Makassar. Contoh lainnya, hotel hewan ternak di daerah rawan bencana untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat akan hewan ternaknya. Kekhawatiran ini sering membuat masyarakat enggan mengungsi demi melindungi hewan mereka. Hotel ternak memberi solusinya.
Inti dari PKM GT ini adalah solusi yang kreatif dan unik, namun juga bisa direalisasikan. Berdasarkan informasi pada panduan PKM PIMNAS XXV, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penulisan PKM GT ini:
  1. Kreatif dan Objektif. Artinya tulisan tidak subjektif, didukung fakta dan data yang memadai, dan no plagiarism.
  2. Logis dan sistematis. Pada intinya terdapat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis-sintesis, kesimpulan, dan saran-saran. Poin ini lebih ke bahasa dan alur penulisan yang jelas dan mengalir.
  3. Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains
  4. Materi tulisan tidak harus sesuai dengan bidang ilmu yang diambil mahasiswa. Jadi, tidak ada larangan bagi mahasiswa teknik atau sains membuat PKM seputar persoalan sosial di masyarakat, begitu pula sebaliknya.
Sama seperti PKM Kegiatan, PKM GT juga ditulis secara berkelompok. Satu tim terdiri atas 3-5 orang mahasiswa S1 atau Diploma yang masih aktif dan dianjurkan berasal dari dua angkatan yang berbeda. Nih sifat dan isi tulisan PKM-GT menurut buku panduan PKM :
 Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Kreatif dan Objektif
  1. Tulisan berisi gagasan kreatif yang menawarkan solusi suatu permasalahan yang berkembang di  masyarakat.
  2. Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak bersifat subjektif
  3. Tulisan didukung data dan/atau informasi terpercaya
  4. Bersifat asli (bukan jiplakan) dan menjauhi duplikasi
2.   Logis dan Sistematis
  1. Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut
  2. Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur – unsur identifikasi masalah, analisis – sintesis, kesimpulan dan   sedapat mungkin memuat saran – saran.
3.    Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka
4.    Materi Karya Tulis
         Materi karya tulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni oleh mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki ide kreatif dan mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan, walaupun yang bersangkutan tidak sedang belajar formal dalam bidang tersebut. Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.
 Perbedaan dengan PKM-AI apaan?
 Nah, kalau PKM-AI itu merupakan karya PKM yang berbentuk Artikel Ilmiah, dalam artian karya tulis yang dibuat itu mengacu kepada kepada kegiatan yang telah selesai dilakukan oleh mahasiswa tersebut, bisa berupa penelitian, skripsi, kuliah kerja, dll. Contoh gampangnya begini, misalnya mahasiswa A telah selesai melakukan riset atau penelitian tentang pengaruh intensitas permainan gaplek terhadap kemampuan berhitung, maka hasil penelitian itu dibuat dan dipublish dan bisa dilombakan dalam lomba PKM-AI. Bedanya dengan PKM-GT kalau PKM-GT itu hanya perlu murni ide atau gagasan, kalau PKM-AI kita perlu suatu kegiatan dulu, bisa berupa penelitian atau riset baru bisa kita buat PKM-AI nya. Output dari PKM-AI ini juga berbeda dengan PKM-GT dan PKM lainnya, kalau PKM-GT dan PKM lainnya outputnya untuk dilombakan dalam PIMNAS, kalau PKM-AI outputnya agar hasil karya tulis tadi dapat di publish sebagai suatu jurnal ilmiah. Kira – kira begini ilustrasinya agar lebih mudah dimengerti :
Buat apa sih ikut PKM gini?
 Wah, kalau kalian tanya saya sih, jawabannya gampang aja : Gold and Glory (and girl, maybe). Karena PIMNAS itu setiap tahun diselenggarakan di kota – kota yang berbeda, tahun ini diselenggarakan di Makassar, dan segalanya mulai dari akomodasi sampai makan ditanggung! Kapan lagi makan gratis bro! Dan juga untuk PKM-GT yang terpilih untuk ke PIMNAS (Cuma sekadar terpilih lho, nggak harus medali emas) berhak mendapatkan insentif sebesar 3 juta rupiah! Duit bro!
 Yahh, tapi itu kalau saya sih teman – teman. Tentu saja biasanya segala sesuatu yang hanya didasari oleh uang dan kejayaan semata nggak bakal sukses kan. Tentu ada hal lain yang lebih penting, yaitu sebagai wujud pengabdian masyarakat. Siapa tau dengan ide – ide kreatif yang kita tulis ini, dapat diaplikasikan secara luas dalam kehidupan, dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan bagi negara kita Indonesia.   Selain itu, kita juga bisa mengangkat nama departemen tercinta kita ini, Departemen Teknik Mesin yang katanya jago di lapangan dan jaya di ruangan. Keren kan, kalau misalnya wakil dari mesin bisa berbicara banyak di ajang PIMNAS ini. Masa kita mau kalah sama anak – anak departemen lain, apalagi sama mahasiswa dari universitas lain. Jadi Departemen Teknik Mesin kita ini semakin disegani, bukan hanya karena pembinaannya yang paling bagus dan juga bukan hanya karena gaplek kita nomor satu, tapi juga karena kita ini keren bisa menghasilkan karya – karya yang bermanfaat seperti PKM ini! Makin klop dong, kita sebagai mahasiswa mesin ini bakal terkenal karena solid, berani, tampan, cerdas, gaul, dan juga INOVATIF dan KREATIF!
Makanya teman – teman sekalian, jangan ragu untuk ikut PKM ini! Eksplor diri kalian, eksplor lingkungan sekitar, maksimalkan kreatifitas kalian, dan buat mesin bangga memiliki keluarga yang cerdas dan kreatif seperti kalian!
Bagaimana Alur PKM GT Sampai ke PIMNAS?
Nah, untuk PKM GT, berbeda dengan PKM Kegiatan. PKM ini tidak melalui tahap pelaksanaan. Jadi, setelah kita mengumpulkan ke pihak rektorat di masing-masing universitas, PKM GT kita akan dibawa ke DIKTI. Di sana, dewan juri akan menyeleksi karya kita. Bagi yang lolos di DIKTI, otomatis akan langsung diikutsertakan dalam PIMNAS XXV di Yogya di mana kita mempresentasikan gagasan kita. Walau gagasan tak direalisasikan, jangan khawatir, PKM GT yang sampai di PIMNAS (tidak harus juara) akan mendapat insentif sebesar tiga juta rupiah per proposal.
PKM GT, dari nama nya aja udah keren banget kan, PKM Gagasan Tertulis. Kalau kita ngomongin soal PKM yang satu ini, tentu hal yang paling mudah untuk menggambarkannya adalah membuat ide-ide yang ada di kepala kita menjadi sebuah karya tulis. Karya tulis itu bukan hal yang serem dan sulit kok, hanya sebuah tulisan hasil buah pikiran kita yang kita nyusunnya berdasarkan suatu format dan sistematika penulisan tertentu. Terus sekarang yang kita butuhin apa dong supaya bisa keluar tuh PKM GT dengan nama kita di sampul depannya. Yang jelas cuma dua hal yang kita butuhin, IDE dan KEMAUAN UNTUK MENULIS.
Nih ada bebarapa cara buat kamu semua yang kesulitan dalam dua hal diatas (mencari ide dan menuliskannya).
I. MENCARI IDE
Kalau kita ngomongin ide, tentunya tiap orang punya caranya masing-masing untuk mendapat idenya masing masing. Kalau melihat apa yang dilakukan oleh orang orang jaman dahulu, mencari atau lebih tepatnya mendapatkan ide adalah sesuatu yang benar benar unik. Contohnya Thomas Alva Edison, dia menemukan filamen pertama untuk bohlam lampu setelah terinspirasi oleh serpihan gagang pensilnya yang jatuh akibat digores-goreskan ke wadah lampu minyak. Issac Newton sang ahli matematika dan fisika itu menemukan fenomena gravitasi setelah kepalanya terantuk oleh apel yang jatuh dari pohon saat ia tidur di bawahnya. Ada banyak ide dan sumber ide di sekitar kita, sebanyak kita mau melihat apa sih yang ada di sekeliling kita. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan referensi untuk memperoleh ide
Browsing di Internet
Ini nih sumber yang paling luas dan paling lengkap kalo kita mau nyari ide, sekedar ketik keyword yang ingin kita selidiki, lantas akan kita dapatkan berjuta juta informasi di dalamnya. Dengan internet hal hal yang sulit tercapai di belahan Bumi Indonesia sana bisa tergapai dengan mudahnya oleh kita. Atau kalau mau yang agak mudah bisa deh tuh search hasil hasil PKM yang udah diterima tahun tahun sebelumnya, barang kali bisa jadi inspirasi. Tapi inget, jangan PLAGIAT. Sekedar untuk nyari informasi aja kan boleh terus kita improvisasi sendiri deh.
Baca Koran
Koran di era kebebasan berpendapat saat ini memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi. Banyak hal yang bisa kita ambil dari koran, baik itu terkait isu politik, permasalahan ekonomi, perkembangan teknologi dan masih banyak lagi. Udah gitu banyak juga kan yang jualan koran di Kantek, ya sekali kali boleh lah waktu adik adik kecil itu menawarkan koran ke kita, kita beli buat nyari inspirasi dan minta doaian sama adiknya biar bisa dapet ide.
Pengalaman
Kayanya ini yang paling sulit buat orang yang dari SMA kerjaannya cuma ke sekolah terus pulang. Karena pengalaman itu cenderung sebanding sama banyaknya aktifitas yang kita lakukan. Nah dari sekian banyak pengalaman itu lah mungkin saja ada satu atau dua yang sangat menginspirasi dan menarik untuk dibuat tulisan. Misalnya nih ya, pengalaman kemalingan tas di stasiun atau kereta. Dari situ kita bisa teliti lagi, ada ga sih solusi buat permasalahan itu? Mungkin tas yang otomatis bunyi waktu diambil orang dari pundak kita, atau tas yang bisa kamuflase jadi ga bakal ketauan kalo kita lagi bawa tas atau ga. Intinya coba deh inget-inget lagi pengalaman kita selama 17 – 22 tahun hidup ini, siapa tau ada hal hal menarik di dalamnya yang bisa dijadiin ide di PKM GT ini.
Tanya Dosen atau Senior
Ini nih yang harusnya jadi budaya kita, TW-TW a.k.a Transfer Wawasan. Senior yang dimaksud disini banyak lho.Bisa senior yang dulunya pernah ikutan bikim PKM. Senior yang dulunya ga ikutan bikin PKM juga bisa. Kenapa? Ga bisa disangkal senior itu bisa jadi lebih tau banyak hal dari pada kita. Makanya budaya TW-TW juga jangan cuma buat sekedar disaat masih masa pembinaan aja, tapi diLANJUTKAN.
Nah kalau untuk dosen sebenernya sama aja, hanya caranya yang mungkin berbeda. Harus lebih sopan dan formal. Dalih paling gampang kalau buat deketin dosen sih ya sambil minta beliau jadi dosen pembimbing PKM kita. Tapi kalo untuk yang satu ini kita harus terlihat cerdas juga di depan dosen tersebut, jangan sampai malahan kita terlihat kosong di depan dosennya.
Oke, empat hal diatas kayanya udah cukup banyak buat dicoba dilakukan dalam upaya kita nyari ide. Nah ada satu hal penting nih yang mungkin masih belum jelas buat teman teman semua. PKM GT itu tidak terbatas pada tema spesifik kaya lingkungan hidup, politik, sosial atau teknologi. PKM GT itu adalah PKM yang menekankan pada aspek kreatifitas, hal hal yang berkaitan dengan bidang keilmuan itu tidak signifikan dalam penilaian PKM GT ini.Oleh karena itu PKM ini memiliki beberapa sifat (lihat postingan sebelum ini soal pembukaan PKM GT dan AI), dan yang paling pertama adalah Kreatif dan Objektif. So ga ada alasan nih buat anak teknik UI buat ga bisa ngirim PKM GT. Karena kita mahasiswa yang paling Gaya se UI.
II. MENULIS PKM
Problem selanjutnya yang muncul ketika ngebuat PKM adalah menuliskan idenya. Nah di sini kita akan kasih gambaran singkat proses menulis PKM itu dari bagian paling depan sampai paling belakang proposal PKM nya.
1. Bagian Awal
Di bagian ini isinya sederhana teman teman yaitu halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar (yang ini jangan diisi sama khotbah jumatan ya teman teman :D ), Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar Lampiran (kalau ada) dan Abstrak (abstrak itu sama aja kaya ringkasan).
Bagian terpenting dari bagian ini itu adanya di Judul dan Abstrak. Reviewer pada umumnya ga akan meriksa sampai ngebuka buka PKM kita semuanya, tapi mereka akan lihat dari judul yang eye catching dan abstrak yang jelas dan berkualitas. Karena seharusnya tanpa melihat PKM kalian pun seorang pembaca akan bisa mengetahui isinya lewat abstrak itu. Jadi abstraknya dikerjain terakhir ya teman teman walaupun ditaruhnya di depan.
2. Bagian Inti
Bagian inti, namanya juga inti, maka didalam sini lah kalian menuangkan semua ide kalian tersebut. Didalamnya ada
Pendahuluan, di dalam sini kita harus ngejelasin apa yang menjadi latar belakang kita memilih judul PKM kita dan Tujuan dan Manfaat yang ingin diperoleh melalui ide kita itu.
Gagasan, ini nih yang biasanya paling lama bikinnya, tapi gampang lho kalo kita ikutin alur berfikirnya.
Pertama, tulis kondisi terkini yang mendasari gagasan kalian itu (bisa sebutin tuh sumber sumber informasi yang kalian udah cari).
Kedua, jelaskan solusi solusi yang udah ada untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dari poin pertama di atas.
Ketiga, evaluasi solusi yang udah ada itu terhadap kondisi permasalahan yang ada.
Keempat, jelasin pihak pihak yang bisa membantu mengimplementasikan gagasan kalian dan peran mereka di gagasan kalian itu apa aja.
Kelima, jelasin step by step langkah yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan kita sampai tujuannya tercapai.
Kesimpulan, nah di sini kita harus menyimpulkan hal hal yang udah dibicarain di Pendahuluan dan Gagasan terkait Gagasan yang kita ajukan itu sendiri, Teknik Implementasi yang dilakukan dan Prediksi hasil dan manfaatnya.
3. Bagian Akhir
Disini isinya adalah daftar pustaka, daftar riwayat hidup(nah buat yang mau narsis disini bisa nih karena isinya adalah nama, TTL, karya ilmiah yang pernah dibuat dan penghargaan yang pernah diperoleh), dan lampiran (foto dan data pendukung).
Nah udah jelas belum teman teman langkah langkah yang kalian harus lakuin buat bikin PKM GT di PIMNAS . Semoga udah jelas ya.
Ide-ide yang dapat lolos ke Pimnas adalah ide yang luar biasa. “Jangan takut bermimpi! PKM GT adalah tempat yang tepat untuk menceritakan mimpi-mimpi kita. Beberapa ide mungkin terasa gila, konyol, dan terkesan tidak mungkin. Namun jangan sampai hal-hal ini menghambat pemikiran kreatif kita. Konsepkan dengan matang. Hubungkan dengan latar belakang masalah yang ingin diselesaikan. Mari ikut PKM GT!
III. PEDOMAN DAN REFERENSI PENULISAN PKM-GT
1. Panduan Format Penulisan Proposal Usulan PKM
 http://dikti.go.id/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=132&Itemid=234
 2. Lembaga Mahasiswa Sukses PIMNAS (UI to PIMNAS)
 http://www.mediafire.com/?3nk4cus2kn32kvo
 3. Apa itu PIMNAS? 
 http://www.mediafire.com/?2ttawai931ebm92
 4. Teknik Penulisan Proposal PKM-Gagasan Tertulis
 http://www.mediafire.com/?gaa6wcjdzgbsa6m
 5. Teknik Presentasi PIMNAS
 6. Contoh-contoh Proposal PKM (PKM Kegiatan dan AI)
 7. Contoh Judul PKM yang mendapat penghargaan Dikti
8. Contoh dan Penjelasan PKM
Contoh dan Penjelasan PKM adalah Penjelasan konten dan syarat administrasi yang telah disederhanakan dari pedoman dikti tahun terakhir ,tahun 2011. Tim UI to PIMNAS mengambil contoh PKM mahasiswa UI terpilih dan memberikan keterangan yang perlu diperhatikan dalam menyusun proposal PKM. Setiap jenis PKM terbagi menjadi 2 file :
  • awal : halaman judul s/d daftar gambar
  • inti : latar belakang s/d lampiran
PKM Karsa Cipta
PKM Kewirausahaan
PKM Penelitian
PKM Pengabdian Masyarakat
PKM Teknologi
PKM Gagasan Tertulis
PKM Artikel Ilmiah
Sebagai back up, silakan juga download pedoman penulisan PKM yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Depdiknas di http://www.dikti.go.id/files/Litabmas/Pedoman%20Program%20Kreativitas%20Mahasiswa%202011.pdf
Referensi ide-ide sebagai acuan level ide yang TELAH LOLOS DIDANAI
contoh surat kemitraan kerja sama PKM M temen saya dari IPB, kak siti, yang dapet medali perak di PIMNAS XXIV Makassar kemaren..semoga bermanfaat,teman2..
alur pengumpulan pkm di UI dan poin2 ringkasan syarat dan ketentuan pkm penting,cek di blog kita ya
tersendat dalam pencarian data dan tunjauan pustaka bwt nulis pkm? silakan download, buah tangan dari rangers kelas ui to pimnas :
http://www.4shared.com/get/vdh5yPCk/Tutorial__-_Referensi_dari_Int.html
contoh surat kemitraan
http://www.mediafire.com/?754b2zt7jrjadoa

SUMBER: dikti.co.id
                  http://alisungkar14.wordpress.com/pkm-dikti/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar